Guys, Guys Tambunan. Jyaaa itu Gayus kheles. Gw rasa kalo Gayus masa mudanya ada di era ini maka dia akan dipanggil oleh teman-temannya dengan panggilan Guys. karena gw lihat era sekarang ini adalah era dimana semakin singkat kalimat yang terucap dari mulut maka akan terlihat semakin cold. Hhmm maksudnya cool.
Ya itu adalah pembukaan dari isi blog yang sebenernya mau gw bahas. Yaitu mengenai penglihatan gw beberapa waktu silam. Penglihatan gw sama seperti manusia normal minus 5. Maksudnya, gw ga punya kemampuan melihat masa depan, melihat mahluk kasat mata atau pun melihat isi pikiran orang tapi mata gw minus 5. Makanya gw selalu make kaca mata.
Ga penting banget ya penjelasan satu paragraf gw. Hahahaha... Menghabis-habiskan kata aja gw. Bahkan paragraf ini juga bisa gw buat panjang untuk membeberkan ketidak-pentingan lainnya. Tapi jangan lah ya, isi blog gw yang tidak bermutu ini akan menjadi semakin tidak bermutu nanti jadinya.
Nah kan, itu udah abis lagi satu paragraf. Hahahaha... Gw emang jagonya mengarang kata dan merangkainya menjadi kalimat. Dan kemampuan ini mulai terlihat sejak gw duduk dibangku SMA, tepatnya saat kelas X saat gw sedang ujian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dimana semua pertanyaan dalam ujian mata pelajaran itu gw isi dengan karangan dari rangkaian kata-kata gw. Sehingga terlihat seolah-olah gw pinter bisa mengisi kertas jawaban hingga penuh. Padahal isinya karangan semua. Hahahaha,,,,
Tuh kan, udah ada sekian paragraf padahal topik yang mau gw bahas belum gw singgung. Hihihihi... Bisa jadi topik yang sesungguhnya mau gw bahas malah ternyata ga sepanjang pembukanya. Yaudah tanpa buang kata lagi, mari kita sambut topik pembahasan kita..
Gw ga tau topiknya apa. Tapi intinya gw mau cerita bahwa beberapa hari lalu gw ikut rapat koordinasi dengan boss gw kepala divisi di kementrian BUMN. Apa yang gw dapet disana? Gw melihat banyak orang lalu lalang dan banyak mobil mewah terparkir.
Jadi di gedung kementrian BUMN itu harus lapor dulu sebagai tamu, menyerahkan KTP lalu kita akan mendapat kartu tamu, baru kemudian bisa menuju lantai dan ruang yang dituju. Tapi aturan ini tidak berlaku untuk media atau sebut saja wartawan.
Jadi para wartawan itu ramai bergerombol di dekat lift dan begitu ada orang penting yang ingin ia wawancarai keluar dari lift, baru lah dia mengajukan pertanyaan yang dimana pertanyaan itu dijawab sambil berjalan cepat oleh orang penting tersebut. seolah-olah ada pekerjaan atau sesuatu yang penting yang menunggu dia. Hiyuuuhh... Males banget. Tapi ya namanya juga orang penting, ya gayanya juga harus sok penting lah, walau kita ga tau itu mungkin hanya akting di depan media aja biar keliatan sibuk banyak kerjaan.
Tapi setelah melihat itu, gw jadi teringat akan keinginan gw kemarin-kemarin ingin menjadi reporter. Masih ada sedikit ketertarikan didalam hati ini untuk bidang tersebut. Terlebih di kantor yg sekarang ini gw nganngur bener-bener seperti pengangguran, maka gemercik keinginan gw untuk menjadi reporter mulai kembali membara. Walau membaranya cuma sedikit, tapi keinginan itu muncul kembali.
Haduh bener-bener deh ini kantor membuat gw cuma bisa kayak kutu kupret. Berdiam menghabiskan waktu seharian tanpa pekerjaan. Ini namanya gw digaji untuk menuh-menuhin ruangan kantor biar ruangan ini nampak seperti kantor sungguhan. Hih, BYE