Tuesday, November 28

CAT-CALLING

Hai goBLOG!ers, gw mau cuap-cuap tentang kekerasa terhadap wanita. Barusan di explore instagram gw ada muncul seorang artis namanya Hanna siapa gitu gw lupa yg berbicara tentang 'cat-calling is a violence against women'.

Hanna yang main film Critical Eleven, Hanna yang main film Warkop DKI Reborn, Hanna yang hhmmm... Gw ngga tau lagi dia main apa. Pokoknya itu lah. Gw males nyari tau ini Hanna siapa karena prinsip dasar blog gw ini emang murni apa yang sedang gw resahkan tanpa research dan sebatas pengetahuan gw diusia gw sekarang. Jadi ya jangan terlalu dianggap serius apa lagi lo jadikan acuan referensi pemikiran lo.

Oke, back to topic. Cat-calling is a violence against women. Should we talk in english? Of course not. Because that would make it harder for me. Kita bahas dalam bahasa Indonesia aja.

Jadi maksudnya si Hanna ini, kekerasan terhadap wanita itu bukan cuma seperti pemerkosaan atau segala sesuatu yang terjadi dengan 'kontak fisik'. Ketika seorang laki-laki bersiul "suit suitt.." kepada cewe yang lewat didepannya, itu sudah masuk dalam kategori kekerasan terhadap wanita.

Menurut lo gimana?

Kalo ditelaah mendalam, cowo tidak akan menggoda cewe jika cewe itu tidak menarik. Cowo tidak akan menggoda cewe jika cewe itu tidak cantik. Cowok tidak akan menggoda cewe jika cewe itu tidak seksi. 

Jadi salah cewe kalo cewe itu menarik, cantik dan seksi?

Lalu ada lagi paham yang entah datang dari mana tiba-tiba muncul "emang naluri cowo kayak gitu."

Camkan ya, gw setuju bahwa cowo memiliki naluri 'jantan' melihat cewe yang menurut mereka menarik. Itu wajar dan sangat wajar. Bahkan jadi berbahaya jika cowo tidak memiliki naluri itu. Tapi jangan dijadikan itu alasan untuk menggoda cewe.

Eh ko gw komen seakan-akan gw setuju dengan 'cat-calling is a violence against women' ya? Hahahaha... Padahal awalnya gw menganggap itu lebay tapi setelah gw tulis ko ya jadi gini? Huff...

Ya gw pribadi sih ngga nyaman kalo semisal lagi jalan di"suit suit"in sama abang-abang pinggir jalan. Tapi rasanya itu sudah menjadi hal lumrah di Indonesia terkhusus. Gw ga tau kalo di luar negeri sana. Intinya selama si abang-abang itu ngga nyentuh gw, ya bodo amat lah.

Walau biasanya dimulai dari hal sepele "suit suit" bisa jadi colek-colek, lalu tarik-tarik dan pemerkosaan, tapi tetep aja selama ngga ada kontak fisik, menurut gw itu bukan kekerasan.

Kata dasar dari kekerasan itu adalah "keras". Berarti harus ada wujudnya, nah kalo cuma "suit-suit" kan itu ga berwujud, jadi ngga bisa dibilang kekerasan dong??

Tapi ada kalimat kekerasan verbal. Hhhmmm... "Suit-suit" kan termasuk verbal ya? Berarti termasuk kekerasan. Hahahaha...

Eh "suit-suit" memang verbal tapi kan itu masuk dalam kategori bisik-bisik, bukan teriak. Berarti bukan kekerasan verbal. Nah! "Suit-suit" atau bahasa kerennya cat-call menurut gw bukan termasuk dalam kategori kekerasan. 

Gimana? Setuju dengan gw?

Lagian gini ya. Setelah gw amati dari beberapa wanita disekitar gw, ada dari mereka yang memang seneng di"suit-suit"in. Gw ngga ngerti kenapa. Tapi kalo gw amati, mereka merasa bangga atau merasa mendapat pengakuan bahwa dirinya menarik. Sekali pun yang "suit-suit" itu adalah abang-abang pinggir jalan. 

Kriteria kekerasan ini harus ada standarnya. Ketika ada orang yang merasa tidak dirugikan ya berarti itu bukan kekerasan. So, Apa "suit-suit" masuk dalam kategori kekerasan?

Sama seperti pemerkosaan. Itu terjadi ketika salah satu dari mereka merasa dipaksa. Kalo keduanya menikmati walau awalnya tidak saling kenal, ya itu namanya bukan pemerkosaan. Itu kenikmatan yang terbawa suasana.

Duh, kayaknya gw salah nih. Hhhmm.. Oke gini. Kalo ada yang merasa dirugikan, itu baru namanya kekerasan. Mau itu dalam bentuk "suit-suit", colek-colek, tarik-tarik atau ouch ouch ouch. Gimana? Setuju ya?

Tapi kalo verbal itu kan ga berbekas dan sulit untuk dilaporkan bahwa terjadi kekerasan. Hhhmm... Sulit lah untuk ditindak lanjuti. Jadi gw setuju tuh sama Hanna. Lah ko jadi setuju? Labil ya gw? Hahaha... No. Gw udah 25 tahun dan gw tidak lagi labil.

Gw hanya belum jelasin. Ini tulisan gw bawa kesana-kemari biar lo terbawa dalam debat pikir gw. Gw kan sering berdebat dalam pikiran gw sendiri. Hahahaha..

Back to topic. Jadi si Hanna ini kalo gw ga salah nangkep, dia membuat gerakan untuk lebih banyak berdiskusi tentang cat-calling terkhusus kepada banyak pria dengan maksud agar para pria ini paham bahwa kebanyakan wanita tidak nyaman ketika di"suit-suit"in.

Gampangnya untuk para pria gini deh. Coba bayangin adek cewe lo atau nyokap lo atau anak cewe lo atau cewe lo atau istri lo mendapatkan perlakuan tersebut didepan mata lo. Bayangin!

Serius gw. Lo bayangin please.. Just a moment, imagine it.

How it feel?

Think twice..

Imagine it.

Your mom, your daughter, your sister, your wife, your girlfriend, the women you love getting a cat-call.

"ceweekk.. suit suiiitt... seksi amat nih.." sambil dia garok2 peler memanjakan otongnya.

Does it hurt you too?

So, gw setuju untuk menyebarluaskan ini. Karena cat-call tidak bisa dilaporkan, setidaknya kita bisa sebarkan ke khalayak luas bahwa ini merugikan kaum hawa kebanyakan. So please stop "suit-suit" women who through in front of you. Just greet her if you think she is interesting. 

Be a genlte-man. Bye!

Sunday, November 19

KENAPA JADI SERUMIT INI?

Hai goBLOGers, lama tak bersua. Kalo gw liat postingan terakhir itu tentang ulang tahun ke 25, berarti sekitar 5 bulan lalu. Itu pun kayaknya gw ngetik dengan sangat tidak niat.

Hhhmm.. Beberapa hari yang lalu gw diingatkan oleh seorang teman bahwa gw memiliki blog. Gw sempet lupa kalo gw punya blog. Tadi pagi gw berfikir untuk ngeblog tapi ngga tau mau nulis apa dan barusan saja gw tergerak hendak menulis sesuatu. Dan ini tulisan tanpa persiapan, hanya mengetik apa yang terlintas dalam pikiran gw saat ini juga.

Teringatnya gw pertama kali buat blog kelas 3 SMA. Masa dimana mata pelajaran hanya matemaika, biologi, kimia, fisika, bahasa dan sisanya hanya pelengkap penderitaan. Mengapa demikian? Karena pelajaran2 itu yang menentukan kelulusan. Kemudian sudah tidak diperbolehkan mengikuti ekskul, sehingga makin banyak lah waktu kosong gw dan blog menjadi salah satu pelarian gw mengisi waktu kosong.

Dulu itu gw sangat frontal mengutarakan apa yang ingin gw utarakan di blog karena dulu gw bukan tipe orang yang mudah mengutarakan pendapat dimuka umum atau dimuka teman dekat sekali pun. Tapi waktu berjalan dan keadaan membuat gw berubah menjadi orang yang cukup berani mengutarakan pendapat dimana pun.

Jaman dulu, gw ngomong sesuka hati di blog ngga ada yang peduli. Gw mengkritik tentang kehidupan sekitar, gw mengkritik pemerintah, gw mengkritik negara tetangga dan kritikan lainnya kala itu dengan tingkat keSOTOYan anak SMA yang rasanya bebas merdeka.

Tapi kalo hal itu gw lakukan dimasa sekarang ini rasanya kok mengerikan ya. Internet menjadi media semua orang tanpa filter entah dia pintar atau bodoh. Kita ga bisa melarang orang bodoh yang membaca tulisan kita dan menganggap serius tulisan kita. Seolah-olah blog merupakan tulisan resmi yang sudah teruji kebenarannya. Kita juga ga bisa melarang orang pintar membaca tulisan kita yang kemudian dengan kepintarannya dia menggunakan tulisan kita untuk menyerang balik kita.

Kenapa sekarang internet harus menjadi serumit ini? Tidak bisa kah orang-orang membaca tulisan orang lain hanya sebagai bentuk ungkapan pendapat seseorang? Bukan sebagai tulisan yang tujuannya menyerang dan menjatuhkan orang lain.

Gw sebenernya pengen sih nulis tentang Setya Novanto, Anis Baswedan, Sandiago Uno dan beberapa nama menjijikan lainnya. Tapi yah, kondisi saat ini sedang tidak mengasyikan untuk berpendapat di blog.

Bukan karena takut diciduk, tapi ya takut juga sih. Hahahaha.. Serangan sosialnya yg lebih mengerikan sist..

Selain itu hhmm.. Karena gw menghindari permusuhan yg diakibatkan perbedaan pendapat. Aneh ya? Kehidupan sosial kita ini mengalami kemajuan atau kemunduran sih? Ko beda pendapat bisa jadi musuhan?

Entah lah. Justru belakangan ini lah  gw mengalami media sosial gw di block karena perbedaan pendapat saat gw mengutarakan pendapat gw di media sosial. Aneh? Banget! Itu orang baru jadi pengguna media sosial atau gimana? Hahahaha..

Temen-temen gw juga banyak sih yang udah lama make media sosial tapi kelakuannya sama, ngeblock temannya karena beda pendapat. Haduh, aneh banget. Kenapa sebaper  itu sih menanggapi argumen seseorang? 

Kalo ada temen di media sosial yang pendapatnya berbeda ya udah sih. Respon kalo perlu, cuekin kalo ga perlu. Biasanya gw akan merespon (meninggalkan komen) kalo gw penasaran dengan alasan / dasar mereka berpendapat demikian. Itu kali ya yg membuat mereka terusik sehingga mereka ngeblock gw. Hahahahaha... Soalnya kalo gw belum nemu alasan / dasar mereka berpendapat demikian, gw gesek terus tuh. Sampe gw dapet kesimpulan:
1. Oh dia emang fanatik. 
2. Oh dia emang orang bayaran. 
3. Oh dia emang cuma ngikut lingkungannya.
4. Oh dia emang bego. 
5. Dan oh oh oh lainnya..

Hah, gw nyesel blog gw ini ga murni menjadi bukti perjalanan gw menulis blog. Karena saat itu gw pernah buka ulang blog gw dari awal dan gw malu dengan tulisan gw sehigga gw menghapus semua tulisan2 gw. Hahaha... Lagi ada dimasa labil sih gw kayaknya saat itu.

Kalo lo liat tulisan gw yg tersisa, gw pertama kali ngeblog itu tahun 2014 padahal aslinya 2009. Bisa bayangin kan 5 tahun tulisan gw, gw hapus begitu saja. Kurang labil apa coba itu? Kalo gw inget, 2014 itu masa yang cukup berat karena gw ngaggur selama 8 bulan. Yah mungkin karena tekanan itu juga gw jadi labil.

Kalo tulisan-tulisan itu tidak gw hapus pasti gw bisa review tingkat emosional gw dari masa ke masa. Karena setiap menulis, gw selalu menggunakan emosi murni yang mengalir begitu saja dari hati, otak dan turun ke jari-jemari.

Wayeslah, cukup segini saya rasanya tulisan kali ini. Oke, bye!