Saturday, September 24

PATAH HATI

Disaat gw sedang bermimpi kelak menikah dengan prosesi pedang pora, lalu ada berita seorang prajurit TNI terbaik mengundurkan diri untuk mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Dia terbaik dari penialaian mental, fisik dan intelektual.

Prajurit terbaik seperti itu setau gw otomatis dipersiapkan untuk memimpin negara kelak, tapi ko ini malah disia-siakan cuma untuk memimpin sebuah daerah?

Jujur aja banyak alasan dan pemikiran negatif gw terkait keputusan beliau mengundurkan diri. Sungguh sangat teramat disayangkan.

Politik itu panggung sandiwara. Sejago apapun pelaku seni peran memerankan sebuah karakter, akan lebih mahir mereka para politisi dalam memainkan peran mereka.

Karena tidak hanya mimik, gerak tubuh dan raut muka yang mereka jual namun hati mereka pun mereka jual untuk melakoni peran mereka sehingga sering kita melihat bahwa mereka para politisi sudah tidak lagi memiliki hati.

Sebagai seorang wanita yang sedang bermimpi memiliki teman hidup seorang prajurit, gw sangat patah hati dengan berita ini. Bye.

Friday, September 23

KARTU NAMA

what's up goBLOG!ers??

Jumpa lagi dalam ocehan-ocehan gw dimana kali ini pembahasan gw adalah mengenai "KARTU NAMA". Yeaaahh..

Jadi gini. Gw tergabung dalam kepengurusan sebuah asosiasi profesi yang dimana rekan gw didalam ini adalah sosok wanita berpengaruh di Indonesia yang namanya lebih tenar di luar negeri terkhusus Amerika dibanding di negaranya sendiri Indonesia.

Nah sudah beberapa kali beliau ini mengajak gw untuk ikut dalam kegiatan dia sebagai pembicara dan sebagai penasihat dimana semua acaranya make bahasa internasional yaitu bahasa Batak. Humm ya bahasa Inggris lah ya..

Gw cukup jiper ada disekeliling orang berbahasa yang dari SD sudah gw pelajari namun hingga saat ini usia gw udah didesak kawin itu bahasa tak kunjung fasih di lidah gw. Yang ada di otak gw ketika mereka berbicara bukan menterjemahkan bahasa mereka tapi malah kayak "mampus, gw harus gimana ini? wah parah dia jago banget. duh dia menatap gw, gimana kalo dia ngajak ngobrol gw? Gw harus jawab make bahasa apa?, dan lain sebagainya."

Di otak gw justru bertebaran segalan pemikiran paranoid bukan konsen sama pembahasan lintas bahasa itu. Konyol banget!

Untuk bahasa Inggris, secara garis besar gw paham pembahasan mereka. Tapi gw mati kata kalo diajak ngomong. Untungnya hingga saat ini gw hanya berkomunikasi untuk basa basi "thank you, I dont know, no problem, I can handle it by myself dan kalimat mudah sejenisnya." Hahahaha.. jadi masih aman reputasi gw.

Nah kemarin gw diajak untuk berkenalan dengan direktur baru sebuah tempat di kawasan SCBD Jakarta dimana tempat tersebut merupakan salah satu wadahnya dubes Amerika. Jadi isinya kebanyakan orang Amerika lah. Cuma pelayannya aja gw liat yang orang Indonesia.

Gw diajak ke situ karena tujuannya untuk kenalan dengan beberapa orang yang akan kita ajak dalam acara asosiasi kita. Gitu deh pokoknya.

Nah dan disana mereka semua berkenalan dan saling bertukar kartu nama. Gw yang cuma ngincer wine gratis pun bingung dan merasa awkward karena ga ikut tukeran kartu nama. Merasa butiran debu. Siapa juga gw semisal tiba-tiba dengan PDnya ngasih kartu nama? Hahahahaha...

Lalu gw bingung. Apa sih fungsinya kartu nama di era digital saat ini? 

Karena ga sembarang orang bisa masuk dalam acara bule Amerika itu, maka ada seseorang yang minta kartu nama yang gw dapet tapi gw taro gitu aja di meja kayak ga berharga. Sebegitu pengennya dapet kartu nama direktur baru itu? Buat apa? Alamat dan kontak dia bisa dilihat di website.

Dan setelah gw nanya sama Google apa manfaat kartu nama, akhirnya gw tau bahwa kartu nama memang penting adanya. Mau tau apa pentingnya? Cari sendiri di google.

Apakah gw punya kartu nama? Punya.

Gw pernah menggunakan kartu nama ini ketika seminar untuk pengundian door prize, lalu ketika temen gw minta kartu nama gw buat (katanya) promosi ke temennya, lalu ketika gw kenalan sama tukang.

Lalu gw merasakan khasiatnya? Iya, gw dapet blender saat doorprize seminar tentang SMART CITY di ICE Serpong. Woohoooo.... Bermanfaat sekali, lumayan. Bye!

Monday, September 5

OKE, GW LABIL

Kira-kira sebulan lalu gw memutuskan untuk membuat video weekly vlog dan semalam gw memutuskan untuk berhenti. Apa gw labil?

Gw rasa gw bukan labil, gw cuma ga bisa konsisten. Itu termasuk labil ya? Hahahaha.. Tapi gw punya alasan untuk menentang bahwa kasus gw kali ini bukan termasuk ke'labil'an gw. 

Gini. Gw menyadari bahwa ternyata gw tidak bisa membagi fokus gw ketika gw sedang fokus kerja dan asik dalam kerjaan atau sesuatu untuk menyisihkan waktu sejenak merekam sekitar. Dan ini yang terjadi 2 minggu terakhir dimana gw lagi asik dengan sebuah pemikiran gw dan gw lupa sama sekali untuk rekam-merekam.

Ditambah, sekarang udah ada Instagram Story yang membuat gw lebih suka merekam sesuatu yang sedang terjadi disekitar gw lewat HP aja. Jadi agak repot kalo harus dua kali merekam dan ngeluarin kamera lagi. Cukup jelas kan alasannya dan cukup bisa diterima lah ya untuk menentang bahwa gw ngga labil.

Huff... Semalem gw berdebat sama temen gw mengenai kepribadian gw. Dia bilang bahwa gw labil. Ya terkadang gw juga berfikir demikian. Tapi gw punya alasan untuk semua tingkah (yang katanya) kelabilan gw. Sehingga setiap perbuatan gw itu memiliki alasan jelas, dan menurut gw itu bukan labil. Gw hanya mencoba, kemudian ga cocok, lalu berpaling. Eh itu masuk kategori labil ya? Hahahahaha..

Oke, gw labil. 

Terus ada sebuah statement juga yang bilang bahwa gw itu sensitif. What? Bahkan orang-orang terdekat gw sebelumnya bilang bahwa gw apatis. Apa sensitif dan apatis bisa berjalan beriringan?

Setelah gw renungkan tadi di dalam kereta saat perjalanan ke kantor, gw menyadari bahwa ya, keduanya benar.

Gw sensitif untuk sesuatu yang sedang ada dalam pikiran gw. Semisal gw lagi mikir penghasilan yang tak kunjung membaik, maka gw akan sangat sensitif mendengar sesuatu yang menyinggung tentang itu. 

Dan gw apatis untuk semua hal yang sedang tidak ada dalam pikiran gw. Jadi semisal gw lagi lagi mikir penghasilan dan dibelakang gw ada yang ngejelek-jelekin gw tentang penampilan gw, mungkin gw tidak akan begitu tergubris mengenai itu.

Kecuali ngejelek-jelekinnya kelewatan sampe menimbulkan konflik, nah itu biasanya gw datengin langsung untuk menyikapinya supaya ga berlarut dan ga nambah-nambahin isi pikiran gw secara berlarut juga.