Friday, December 27

OFFICIAL BREAK UP

Tepat dua minggu renggangnya hubungan gw sama dia, dia ada kirim chat nanya kabar dan minta waktu untuk ketemu. Saat itu tidak langsung gw balas karena itu malam natal, gw ga mau memusatkan pikiran gw untuk membalas pesan itu dan merusak emosi ketenangan malam natal gw.

Malam sebelum tidur, gw buka chatnya tapi dia hapus. Lalu kemarin dia chat gw lagi mengucapkan selamat natal dan membeberkan panjang lebar yang intinya mempertanyakan kenapa gw marah dan menyalahkan marahnya gw itu lalu pasrah jika hubungan ini harus putus.

Dia bilang bahwa saat itu dia minta kita saling intropeksi diri tapi gw malah minta putus. Gw balas lah chatnya kan, gw bilang bahwa seingat gw pesan terakhir gw berupa pertanyaan "kita selesai?" karena menurut gw tidak ada pasangan yang jalan sendiri-sendiri, tapi gw malah diremove dari grup rencana pernikahan. Itu balasan gw.

Karena gw tidak melihat ada niat dia untuk benar-benar membahas intropeksi diri tapi dia memulai percakapan dengan mengintropeksi gw, rasanya tudak perlu dilanjutkan lagi jadi gw sudahi saja semuanya. Karena tidak ada yang perlu dibahas lagi, seperti pesan terakhir kita jalan masing-masing. Lalu gw tutup dengan ucapan selamat natal.

Lalu dia cuma balas "terima kasih". 

Ga lama kemudian dia kirim chat lagi ngasih gw saran jika bertemu cowok lain. Gw disuruh menjalani hubungan dua arah, gw disuruh mandiri dan jangan buang-buang makanan karena katanya cowo ga suka cw seperti itu. Ga gw respon lagi chatnya, terserah.

Gw ga ngerti kenapa gw disebut tidak mandiri. Apa karena gw minta diantar/jemput ketika kita kencan? Jujur, ga selalu loh, kadang kita ketemu di tengah atau kadang gw yang dateng ke tempat dia. Awal pacaran dia siap sedia anter/jemput gw, kenapa di akhir-akhir dia mempermasalahkan anter/jemput?

Terserah dia lah. Gw pasti minta jemput kalau acara kita rapih dan gw pakai rok, apa itu salah? Dalam seminggu paling kita ketemu hanya dua kali, apa salah kalo gw minta dianter pulang?

Yasudahlah, sudah gw bahas di blog sebelunya kenapa gw minta dianter. Intinya, gw sudah terbiasa semuanya sendiri jadi gw seneng banget kita gw sudah tidak lagi sendiri dengan dianter/jemput sama pacar tapi dia menganggap bahwa dia jadi supir.

Cowo ga suka cw yang buang-buang makanan. Bukan buang-buang makanan, gw memang tidak bisa menghabiskan makanan dengan porsi besar karena perut gw cepat kenyang dan rasanya mual kalau dipaksa. Sejak awal ketemu, dia tau ko masalah perut gw. Dia juga kadang bilang, jangan dipaksa kalo ga kuat. Cowo lain akan terima atau tidak? Kita lihat nanti.

Hubungan dua arah? Hhhmm... Entah lah, gw ga tau dia berharap apa dalam hubungan karena dia tidak pernah benar-benar mengungkapkan keinginannya. Pasti berbeda gw dengan mantannya karena posisi mantannya dulu, mantannya lah yang suka duluan jadi mungkin banyak effort mantannya. Tapi gw? Sewajarnya aja, gw tidak terlalu mengejar pria. Gw tidak memberikan semua ketika masih pacaran, ada batas yang gw jaga.

Tapi memang gw akui, gw belum maksimal mencurahkan semua kemampuan gw karena entah megapa gw merasa hubungan ini belum aman sehingga gw tidak mau berinvestasi emosional terlalu banyak dalam hubungan ini.

Butuh waktu untuk gw benar-benar percaya dan bisa mencurahkan semua karena gw punya trust issue jadi gw sangat menjaga hati gw agar tidak terlalu hancur ketika semua berantakan seperti sekarang. Mungkin betul, kasian dia karena sudah maksimal dan gw masih proses. Bukan gw jahat, gw butuh waktu untuk mencerna semua dan dia tidak sabar. Selama 9bulan kemarin pun gw terus belajar ko untuk memahami dan mengekspresikan apa yang gw rasa dan apa yang dia rasa. Mungkin tidak terasa sama dia perubahan gw? Entah lah.

Gw pernah bilang ke dia, kekuatan dia yang menjadi penentu hubungan ini akan sejauh mana. Selama dia yakin, gw akan terus ada untuk dia sekali pun gw marah selama bukan marah karena hal-hal toxic ya. Jadi ketika dia bilang pesimis, gw langsung mundur karena gw sudah kehilngan rasa aman dalam hubungan ini.

Mari lanjutkan perjalanan dan proses hidup kita masing-masing.

No comments: