Tuesday, May 28

DIARY PENGNGGURAN 19

Pagi ini gw terbangun dan mendapat chat whatsapp dari seorang kakak nan jauh dimato, ka Stella Hutauruk.

Dia mengirim gw link YouTube sebuah lagu rohani dengan menyertakan kalimat motivasi "Diberkati selalu y dek ku utk setiap apapun yg sedang diperjuangkan. Tuhan selalu menyertai setiap langkahmu, memberi hikmat dan bijaksana. Gak pernah sekalipun Dia meninggalkan kita. Amin 😇😘"

Entah kenapa gw tersenyum dan terenyuh mendapat pesan whatsapp itu pagi-pagi. Sudah lama rasanya gw tidak mendapat motivasi rohani. Kangen aja. Hahahaha...

Oiya setiap hari gw sebenarnya punya rutinitas ngutak-ngatik saham. Ngga besar sih yang gw mainin, cuma buat kesibukan gw aja biar ada yang gw kerjain. Hehhehehe...

Dan dan dan dan kalian tau apa???? Siang hari ini gw dapat tawaran pekerjaan dong!!! Sebuah pekerjaan yang masih ada kaitannya dengan pekerjaan gw saat masih di Bina Karya.

Saat gw masih di Bina Karya gw bekerja sebagai perencana, saat ini gw ditawarin untuk menjadi pendamping saat pembangunannya. Hohohohoho...

Pekerjaan ini tidak harus masuk ke kantor, gw bisa mengerjakan dimana saja dan gw akan ikut rapat jika dibutuhkan. Gimana?

Udah bisa lah ya Diary Pengangguran ini stop sampai disini? Semoga melalui ini pun semakin banyak orang tau bahwa gw sudah bekerja sebagai pekerja lepas sehingga tawaran-tawaran lain datang. Semoga pekerjaan ini pun bisa gw selesaikan dengan baik dan bisa membawa gw kepada kerja sama berikutnya. Amin.

Yeaaayyy!!! 

DENGAN INI SAYA NYATAKAN BAHWA DIARY PENGANGGURAN BERHENTI SAMPAI PADA HARI KE-19! Terima kasih, terima kasih..

DIARY PENGANGGURAN 18

Hari ke-18 gw menganggur dan ini adalah hari Senin ketiga gw menganggur. 

Jadwal gw hari ini adalah rapat dengan asosiasi untuk membahas rencana sayembara sebuah kawasan wisata di Jakara Timur. Gw melihat akan ada peluang gw mendapatkan income dari mengurus sayembara ini karena ternyata ada biaya operasionalnya untuk panitia.

Gw jadi bersemangat untuk mengurusnya dan gw pun langsung mengerjakan tugas gw yaitu menyusun Rencana Anggaran Biaya jika sayembara ini berlangsung.

Tapi ternyata begitu kita bahas, sayembara ini pun belum memiliki kepastian akan diselenggarakan atau tidak mengingat anggarannya cukup besar. Huuufff...

Jadi hingga hari ini pun gw masih belum mendapat kepastian atau titik terang dari mana gw akan mendapatkan income atau kapan gw akan mengakhiri masa pengangguran gw.

Sabar. Isi khotbah kemarin hari Minggu bilang bahwa kita harus bahagia, kita harus bersyukur apapun kondisi keadaan kita. Maka syukuri saja apa yang ada sekarang. Terima kasih, Tuhan..

DIARY PENGANGGURAN 16-17

Walau dalam kamus pengangguran tidak mengenal weekend, tapi ini gw kasih tau kepada pembaca bahwa dua hari ini adalah weekend, Sabtu - Minggu. Kenapa gw satuin? Karena sama dengan tiga hari sebelumnya, tidak ada kegiatan berarti yang gw lakukan. Gw cuma mencoba menyusun strategi, mencari peluang, nonton youtube, dan buka instagram.

Biar ga kosong, pada diary ini gw akan ceritakan alasan gw resign.

Gw bekerja disebuah konsultan BUMN bernama PT. Bina Karya (Persero) selama lebih dari 4 tahun. Gw lupa pasti lebihnya berapa bulan karena surat rekomendasi dari kantor belom gw ambil sampe sekarang.

Gw akan ceritakan alasan gw resign seperti apa yang gw jelaskan ke petinggi-petinggi gw saat gw menghadap untuk mengajukan pengunduran diri. Mungkin di diary sebelumnya ada gw singgung sedikit, disini akan gw jelaskan lebih detail. Maaf, gw tidak akan bisa menceritakan sepenuhnya secara real karena terlalu sensitif.

Orang pertama yang tau gw akan resign adalah manager dan kepala divisi gw yaitu pak Ganda dan pak Charles. Kedua bapak ini lah yang menjadi pelampiasan dari sikap akhir atas ketidak-puasan gw bekerja di BK.

Kedua bapak ini mencoba untuk tetap menerima gw walau gw sudah berontak dan bersikap tidak disiplin. Dan kepada kedua bapak ini gw curahkan sedikit isi hati dari alasan gw untuk mengundurkan diri.

"kenapa mau resign?"
Karena saya sudah tidak memiliki motivasi bekerja dan disini bukan bidang saya. Saya lulusan arsitek namun saya ditempatkan dalam divisi transportasi. Disini referensi kerja saya tidak akan bertambah. Saya sudah mencoba untuk mengerti divisi ini tapi sulit karena terlalu 'sipil', bukan arsitek. Saya pun kurang berminat berada dalam divisi ini.

"kenapa mau resign tapi matamu berkaca-kaca?"
Karena sulit pak melepas zona nyaman. Bina Karya adalah zona nyaman saya, menerima semua kekurangan saya.

"Iya, saya setuju kalo kamu bilang Bina Karya adalah zona nyaman. Kamu tau kondisi Bina Karya dan divisi2 lain, jika memang kamu ingin keluar demi kemajuanmu, saya dukung karena saya pun tidak bisa memberikanmu pekerjaan arsitek sesuai bidangmu."

Sedikit cerita, sebelum gw masuk divisi transportasi sebenarnya gw masuk dalam divisi gedung. Sebuah divisi yang sebenarnya tepat untuk bidang gw arsitek. Namun sayangnya, divisi tersebut tidak berminat untuk mengembangkan SDMnya sehingga banyak arsitek tidak bekerja sebagai arsitek yang seharusnya mendesain sebuah bangunan. So, memang sudah tidak ada alasan untuk gw bertahan di BK jika ingin mengambangkan kemampuan bidang gw dalam arsitektur.

Setelah gw mendapat restu resign dari atasan di divisi, gw pergi ke divisi baru dimana divisi ini sebelumnya berniat untuk merekrut gw menjadi bagiannya tapi karena satu dan lain hal, kesempatan itu tidak kunjung datang hingga kesabaran gw habis.

Ibu Selly adalah kepala divisinya, salah satu panutan gw di kantor. Seorang ibu yang cantik dengan cerita kehidupan pribadi yang tidak mudah, memiliki sertifikat yang diakui asosiasi profesi bukan abal-abal dan lulusan S2 beasiswa dari Belanda. Dengan kelebihan yang dia miliki, kenapa beliau masih bertahan di BK?

Beliau pernah bilang, "kamu sama seperti saya Rini." Gw ngga ngerti sih samanya apa tapi pada akhirnya gw tau ketika gw pamit mengundurkan diri kemarin.

"Saya pun ditawarin banyak pekerjaan diluar tapi kenapa saya memilih bertahan di BK? Saya ngga tau tapi hati saya bilang, ada yang harus saya selesaikan di BK."

Iya saya pun berfikir demikian tapi saya tidak sesabar ibu. Saya sudah 4 tahun disini tapi saya tidak mendapatkan apa-apa. Saya mau menunggu berapa lama lagi?

"Saya ga mau kamu pamit ke saya untuk resign. Mending kamu off dulu beberapa bulan untuk liburan nanti kamu balik lagi kesini. Saya akan butuh kamu tapi saya belum bisa janjikan kapan. Saya tau kondisi kamu dengan ketidak-cocokan BK tapi saya belum bisa merekrut kamu karena divisi baru ini belum memiliki dana operasional."

Huff.. Oke, keputusan resign tetap bulat karena ibu panutan ini pun tidak bisa menjanjikan gw kepastian walau jujur, gw pengen banget kerja bareng sama ibu ini. Tapi yup, penantian 4 tahun rasanya cukup.

Berat banget ceritain alasan gw resign dan ini cukup menguras emosi. Gw ngetik sambil nangis karena kembali teringat bahwa bu Selly adalah salah satu alasan gw bertahan di Bina Karya. Permintaan untuk gw off sementara waktu sempat menggoyahkan niatan gw untuk resign. Tapi kenapa tidak bisa dan tidak berani mengeluarkan statement untuk meyakinkan kejelasan gw? Kenapa??

Ini menyangkut masa depan gw, jika mereka tidak bisa meyakinkan gw maka keyakinan gw lah yang harus gw pertahankan. RESIGN!

Terakhir gw pamit ke boss besar yaitu bapak Direktur Utama, pak Irman. Beliau baru sekitar setahun menjabat sebagai dirut dan sebenarnya ini juga salah satu alasan juga gw bertahan, ganti dirut.

Dirut sebelumnya memiliki kinerja yang kurang maksimal sehingga gw berharap dirut berganti dan membawa perubahan. Jujur saja setelah dirut berganti sudah ada titik terang akan terjadi perubahan tapi ternyata kesabaran gw sudah habis pada 1 tahun masa jabatannya.

Bapak satu ini pernah menyampaikan harapannya pada gw untuk bisa menjadi / membawa perubahan untuk Bina Karya. Persis 6 bulan lalu beliau menyampaikannya. Beliau sepertinya menyorot gw karena gw dilihat berbeda dengan yang lain. Entah lah, tapi semua pemimpin yang gw temui ini menyampaikan bahwa gw memiliki potensi.

Potensi apa? 

Kalo gw punya potensi tapi gw dianggurin, potensi gw akan redup. Begitu redup, gw khawatir ada pagawai baru bergabung dan potensi gw tertutup karena gw terlena dengan kondisi yang ada. Apa gw akan membiarkan hal itu terjadi? Tidak!

"saya ga tau kamu resign sekarang itu tepat atau tidak. Saya membutuhkan kamu tapi saya tidak bisa menjanjikan surga."

See? Dirut gw pun orang nomor satu di BK tidak bisa meyakinkan gw untuk bertahan. Apa gw yang kurang jeli menyambut penawarannya tapi gw tetap yakin untuk resign.

"kamu yakin mau resign?"
Iya pak. Saya sudah kehilangan banyak hal di BK. Saya kehilangan jiwa kompetitif saya, saya kehilangan nyali dan mental saya, saya kehilangan keberanian saya dan tidak terasa 4 tahun saya menghabiskan waktu di BK. Saya sudah tertinggal banyak dari teman sepantaran saya. Saya akan keluar untuk mengejar ketertinggalan saya, saya ingin menantang diri saya untuk kembali meningkakan nyali, mental dan jiwa kompetitif saya.

"Kalo itu alasan kamu, saya setuju kamu resign. Saya bangga kamu berani resign. Saya tau BK ini zona nyaman dan sebenarnya saya ingin mengubah BK agar tidak lagi menjadi zona nyaman, tapi itu masih rencana saya."

Kurang lebih seperti itu cerita alasan kenapa gw resign. Udah dapat lah ya gambarannya? Ternyata gw tidak bisa menjelaskan secara detail alasannya karena akan sangat panjang, bertele dan sensitif.

Ada 3 alasan kenapa gw menerima sebuah pekerjaan. Passion, Money, Time. Minimal terdapat dua saja alasan, maka gw akan menjalankannya. Tapi di Bina Karya gw tidak mendapatkan semuanya. Sudah 4 tahun bertahan untuk sebuah perubahan tapi kesabaran gw habis.

Semoga Bina Karya bisa bertumbuh begitu pun gw yang sekarang sudah memantapkan sikap untuk menjadi pekerja lepas supaya gw tidak terus-menerus galau setelah melepaskan diri dari zona nyaman gw.

Tarima Kasih Bina karya, tidak semuanya kok kenangan gw buruk tentang BK. Masih banyak juga hal-hal positif yang gw dapatkan selama bekerja di BK. Sekali lagi, terima Kasih.

Monday, May 27

DIARY PENGANGGURAN 13-15

Blog hari ini gw satuin bukan karena gw jatuh sakit lagi tapi kalian inget cerita gw di diary sebelumnya bahwa gw ngajak nonton 2 pariban gw? Gw satuin aja ya ceritanya disini. Huumm... Begini ceritanya.

Pariban pertama.
Dia adalah seorang anggota TNI AL yang mendapat penempatan dinas di Surabaya namun kebetulan sedang dinas di Ibu Kota. Awalnya kita sepakat akan nonton Hari Jumat, tapi tiba-tiba dia minta geser hari Rabu padahal hari Rabu adalah jadwal gw nonton dengan Pariban kedua.

Gw nego hari Kamis walau harus menggeser jadwal gw ketemu dengan teman gw yang lain dan kita kembali sepakat. Kebetulan juga katanya dia diajak pergi sama seniornya hari Rabu, wes beneran sepakat hari Kamis. Namun begitu hari Kamis tiba dia bilang ga bisa karena keluarganya mendadak datang berkunjung ke mess.

Dia minta untuk nonton pada jadwal pemutaran terakhir yaitu jam 21.15 dan gw tolak karena terlalu malam. Gw males keluar tengah malem sama orang yang baru gw kenal karena jujur saja gw belom pernah bertemu dengan pariban yang satu ini, cuma sekedar intens chat setahun terakhir aja karena dikenalin.

Lagian gw ngga seniat itu juga kali sampe harus banget nonton malem-malem. Hahahaha... So, nonton dengan pariban pertama kita nyatakan gagal! Walau besoknya dia tiba-tiba ngechat bilang "yuk nonton.." tapi gw udah males, terlalu banyak geser2 waktu. Gw rasa otaknya juga geser deh ini TNI. Hahahaha...

Pariban kedua.
Ini udah gw anggap temen aja sih. Bahkan gw comblangin dia ke temen gw tapi entah mengapa mereka ngga jadi padahal sama-sama punya rasa. Huuff...

Pariban yang satu ini adalah temen kuliah gw dan kita sepakat nonton hari Rabu. Tapi hari Rabu ada orang tua temen gw yang meninggal dan gw ngga nyangka lokasi pemakamannya cukup jauh jadi gw putuskan untuk ubah jadwal hari Jumat karena tidak kekejar jadwal nontonnya.

Begitu Jumat tiba, saudara si kawan ini pun tiba-tiba datang berkunjung dan batal juga lah rencana nonton kita. Huuff..

Tadinya gw udah pusing akan nonton film yang sama berturut-turut tapi ternyata gw malah tidak menontonnya sama sekali. Hahahaha.. Yaweslah.

Kecewa? Huumm.. Jujur saja gw tidak kecewa.

Alasan pertama, beban biaya nonton ini sempat menjadi pikiran gw karena tabungan gw benar-benar sedang tipis dan gw masih belum punya titik terang akan pemasukan gw dalam waktu dekat.

Alasan kedua, karena emang dari awal gw cuma iseng ya jadi nothing to lose lah kalo kata orang. Semisal jadi nonton yaudah, kalo ngga nonton juga yaudah. Karena gw ngga punya perasaan spesial terhadap dua pariban ini jadi ngga ada rasa kecewa.

Tuesday, May 21

DIARY PENGANGGURAN 12

Hari ini jadwal gw cukup menarik. Gw akan menghadiri acara Buka Puasa Bersama dengan beberapa rekan milenial BUMN. Seru yaa???

Di diary sebelumnya gw pernah cerita bahwa sewaktu gw masih kerja di konsultan BUMN, gw dikirim kantor ke Bontang - Kalimantan Timur mewakili kantor untuk menghadiri acara dari kementerian BUMN.

Nah di acara itu gw bertemu dengan perwakilan pegawai dari seluruh perusahaan BUMN yang usianya masih masuk dalam generasi milenial. Menariknya, silaturahmi kita tidak hanya sebatas acara di Bontang namun masih berlanjut hingga sekarang, kita menyebutnya "sinergi sejak dini".

BUMN memiliki tagline 'Sinergi BUMN' yang bertujuan agar seluruh perusahaan dapat saling bersinergi membangun negeri. Niat baiknya, kita sebagai generasi muda penerus perusahaan BUMN pun harus menjalin hubungan sejak dini agar kelak ketika kita sudah menjadi pemimpin perusahaan, sinergi ini bisa lebih mudah terjalin. Itu kenapa kita tetap menjaga silaturahmi hingga sekarang. Dan gw menganggap momen bukber ini adalah momen yang tepat untuk gw pamit mengundurkan diri dari kelompok milenial BUMN karena gw sudah bukan pegawai BUMN lagi.

Gw berangkat ke lokasi bukber menggunakan KRL lalu lanjut menggunakan TransJakarta dan untuk pertama kalinya gw benar-benar menggunakan trotoar di Jalan Jendral Sudirman. 

Ya selama ini gw hanya sebagai pengguna mobil yang melintas tapi kali ini gw menginjakkan kaki dan jalan di atas trotoarnya. Huuumm... Lumayan lah sudah sangat ramah kepada pejalan kaki. Trotoarnya lebar dan pohonnya rindang, tidak begitu tercium aroma asap knalpot. Sangat nyaman untuk pejalan kaki. 

Ga lama setelah gw tiba di lokasi acara, bedug tanda berbuka pun terdengar. Alhamdullilah, gw ga perlu banyak basa-basi sebagai intro sebelum acara buka puasa bersama mulai. Jujur gw ngga terlalu suka kumpul silaturahmi kepada orang-orang dalam kelompok besar yang tidak terlalu gw kenal.

Gw ikut acara ini karena gw merasa bahwa membina hubungan yang baik dalam arti networking itu perlu. Semakin banyak kita beredar - semakin kita dikenal. Semakin banyak kita punya kenalan - semakin banyak pula kita punya peluang dan kesempatan. Jadi selain untuk pamit keluar dari kelompok milenial BUMN, tujuan gw datang bukber adalah untuk menjalin relasi.

Setelah kita semua makan dan minum sambil cerita ngabanyol ngelucu, yang muslim ijin untuk sholat di Masjid terdekat. Sisa lah gw dan 3 wanita Batak Nasrani lainnya menunggu dan bergosip hingga tersebutlah kisah bahwa gw sudah resign.

Begitu semua personil kembali, seperti biasa sharing session dimulai. Seperti biasa, kita sharing ngga jauh dari dunia pekerjaan. Tentang program kerja dari perusahaan masing-masing, tentang kegiatan dari BUMN, tentang kondisi budaya kerja, tentang ide-ide, pokoknya sharing berkualitas lah.

Nah karena sudah bocor bahwa gw resign, tiba-tiba masuk sesi khusus membahas kenapa gw resign? RESIGN DARI BUMN LOH, KENAPA?

Gw ceritakan sekedarnya dan ternyata bukan gw doang yang merasakan 'hal ini' selama bekerja di BUMN. Bahkan ada beberapa juga diantara kita yang ngumpul akan menyusul resign. Aaaahhh... Gw merasa semakin yakin bahwa pilihan resign gw adalah tepat.

Ya bukan berarti resign adalah pilihan yang tepat untuk semua. Mungkin untuk sebagian dari kita resign adalah sebuah pilihan yang baik. Tapi jika merasa yakin bisa menjadi sesuatu atau menjadikan sesuatu di BUMN, perjuangkan!

Gw kasih sedikit bocoran. Perusahaan BUMN itu ada banyak sekitar 140an perusahaan dan itu bergerak diberbagai jenis bidang. Info pentingnya lagi, tidak semua BUMN sehat. Cukup ya cluenya sampe sini dulu. Kita balik ke cerita buka puasa bersama.

Tanpa pikir panjang gw memanfaatkan momen yang ada. Gw jelaskan bahwa gw memutuskan untuk menjadi pekerja lepas atau freelancer arsitek. Lalu gw mempromosikan diri gw dan membagikan kartu nama gw dan untuk pertama kalinya kartu nama gw laku hingga belasan lembar.

Aaaahhh... Senangnya, semoga ada yang nyantol ya proyek gw kelak dari silaturahmi ini.

Tadinya gw mau pamit untuk leave group whatsapp karena gw merasa bukan bagian dari kelompok BUMN tapi dilarang. Mereka bilang bahwa group ini bukan group BUMN tapi group alumni Bontang. Jadi sekalipun gw sudah resign dan beberapa juga akan resign, silaturahmi tetep harus berjalan.

Gw pulang dengan perasaan bahagia!

Gw pengen ceritain detail tapi nanti pasti ngga nyambung karena gw belom ceritain alasan kenapa gw resign. Sabar, ya cepat atau lambat akan gw ceritakan. Sudah gw kasih clue diatas kan? Hahahahaha...

Monday, May 20

DIARY PENGANGGURAN 11

Hari Senin ke-2 gw menjadi pengangguran. Hingga hari ke-11 ini gw masih belum dapat sumber penghasilan, tapi hari ini gw merasa mulai mantap untuk memilih karir sebagai freelancer. Gw ga tau ini akan semenyakitkan apa tapi hari ini gw memiliki keyakinan untuk menjadi pekerja lepas, tidak kembali ke rutinitas yang terikat dengan jam kerja sebuah kantor.

Jadwal kegiatan gw hari ini adalah rapat asosiasi sore hari dan siangnya gw mempelajari bahan/materi yang sudah beredar beberapa minggu terakhir dalam whatsapp group tapi tidak/belum gw gubris.

Huumm.. Ternyata banyak juga materi yang harus gw mengerti dan tak terasa waktu semakin sore. Gw tinggalkan materi-materi itu dan gw siap-siap untuk berangkat rapat. Gw kembali memperlajari materinya di perjalanan dan yup, gw paham maksudnya.

Jadi rapat perdana kita adalah 2 minggu lalu yang dimana harinya tepat saat gw baru pamit mengundurkan diri sama pak Dirut (Direktur Utama) - Diary Pengangguran 1. Kalo lo inget ceritanya, disitu gw sedang sangat galau dengan tangis sesenggukan.

Jadi gw ikut rapat pun datangnya terlambat, mata sembab dan pikiran tidak fokus, isi pikiran gw masih mencerna obrolan dengan pak dirut dimana semua quotes beliau masih teringang nyata. Tapi kali ini gw datang rapat dengan lebih mantap, mengukiti alurnya dengan sedikit memberi arahan dan mengambil beberapa tanggung jawab.

Peran gw disini bisa dibilang sebagai mentor untuk beberapa calon anggota baru yang ditugaskan untuk membantu bidang kita - Bidang Sayembara. Kita ada 3 orang dan mementori kalo ngga salah sekitar 11 orang.

Nah gw mendapat tugas membuat RAB (Rencana Anggaran Biaya) untuk sebuah acara sayembara arsitektur yang akan kita selenggarakan. Gw harus mencari tau nih apa aja rangkaian dan keperluan dari penyelenggaraan sebuah sayembara yang ideal.

Hokeh, selesai untuk hari ini. Berfaedah ga? Lumayan sih, tapi tidak maksimal. Pagi sampe siang waktu gw terbuang untuk mantau media sosial dan nonton youtube aja. 

Yup, semoga gw bisa mendapat kesibukan yang menghasilkan lah dalam waktu dekat.

Sunday, May 19

DIARY PENGANGGURAN 10

Hari ini gw kembali melayat Bapak Uda gw yang kemarin lusa hari Jumat meninggal. Tapi kali ini gw melayat bareng nyokap, bokap dan abang gw karena mereka sudah pulang dari pejalanan jauh, Sumatera Utara - menggunakan mobil!

Hari ini adalah pemakamannya dan kita ramai-ramai pergi mengantar Bapak Uda ke tempat peristirahatan terakhirnya, TPU Semper - Jakarta Utara.

Jadi di batak itu setelah pemakaman bukan langsung pulang, tapi keluarga intinya akan ngumpul lagi untuk hitung-hitungan berapa dana yang keluar selama acara. Acara duka orang Batak itu lamanya 3 hari. Disitu ada sewa musik, konsumsi, peti dan lain sebagainya. Jadi dihitung lah biaya keluar make uang siapa saja dan bagaimana cara membayarnya.

Jika keluarga yang ditinggalkan adalah keluarga mampu, maka biaya yang keluar akan dibayar dengan mudah. Namun jika keluarga yang ditinggalkan adalah keluarga kurang mampu, maka kaluarga terdekat dari satu marganya akan urunan untuk menutupi meringankan biaya yang keluar.

Selagi para orang tua rapat membahas biaya, gw pergi gereja yang kebetulan lokasi gerejanya hanya di gang belakang rumah bapak uda gw ini. HKBP Tanjung Priok Timur.

Gw sudah menyusun rencana kegiatan gw untuk satu minggu kedepan dan gw butuh kekuatan dari Yang MaHa Kuasa untuk menjalaninya sehingga gw harus gereja.

Selain kekuatan gw pun butuh bimbingan serta penyertaanNya. Gw tau, hari kedepan tidak akan sama dengan hari sebelumnya terlebih karena keputusan gw untuk resign, keluar dari kegiatan rutinitas gw. Gw butuh campur tangan Tuhan dalam hidup gw.

Thursday, May 16

DIARY PENGANGGURAN 9

Hari ini gw ke rumah sakit untuk kontrol pengobatan gw. Hhhmm... Sepertinya di edisi ini gw akan ceritakan tentang pengobatan yang sedang gw jalani ya..

Sekitar empat bulan lalu gw mengalami batuk berdarah tapi gw diemin aja, gw berasumsi mungkin luka dari tenggorokan karena sudah lama batuk tidak sembuh. Tapi dua bulan kemudian gw merasa badan gw tidak seenerjik biasanya, mudah lemas dan berat badan gw turun.

Jujur gw kehilangan nafsu makan sudah sejak lama dan nyokap udah menyarankan untuk check tapi gw males banget karena gw anaknya males banget berurusan dengan yang namanya obat. Dari ciri-ciri diatas sudah tergambar lah ya kira-kira gw kena penyakit apa? Dan benar, begitu gw check, paru-paru gw terdapat flek. Paru-paru gw terdeteksi bakteri TB.

Konsultasi awal gw oleh dokter umum lalu kemudian dirujuk ke dokter spesialis paru. Kedua muka dokter itu menunjukkan muka sangat prihatin, bikin gw kesel. Kenapa lebay banget deh? Pikir gw dalam hati.

Jujur gw tidak begitu khawatir karena beberapa orang yang gw kenal pernah terserang bakteri ini dan mereka sembuh. Memang harus sabar dalam menjalani pengobatannya. Gw wajib mengkonsumsi obat selama 6 bulan dan tidak boleh bolong sehari pun untuk minum obat ini. Karena obat ini adalah antibiotik yang akan menghentikan perkembang-biakan dan membunuh bakterinya. Dan bakteri ini termasuk bakteri yang cukup 'jugul'! Mungkin dalam 2 bulan kedepan gw sudah terlihat pulih tapi bukan berarti bakterinya sudah mati.

Bakterinya hanya pingsan dan jika berhenti diserang dengan antibiotik itu, baktri akan kembali hidup dan menjadi lebih kebal. Jadi gw disarankan untuk terus mengkonsumsi obat ini hingga dokter menyarankan untuk berhenti.

Dalam seminggu - dua minggu awal gw sempet stres dan terpuruk karena lelah banget setiap hari harus makan obat berbutir-butir. Tapi semakin kemari gw menjadi terbiasa walau tetap aja capek. Bayangin aja sekali makan obat langsung 6 butir!

Awalnya gw ngecek di rumah sakit swasta Mayapada Tangerang. Huumm... Lumayan besar biaya yang dihabiskan pemirsa. Apalagi ini obat harus ambil dua minggu sekali hingga 6 bulan kedepan. Harga kontrol dan ambil obat itu kena 800rb. Kalo sebulan kena 1,6 juta, enam bulan abis 9,6 juta itu kan waw banget yaaa..!!

Akhirnya dipengobatan berikutnya gw minta rujukan menggunakan kartu sakti BPJS. Awalnya pun gw ragu dengan kualitas pengobatan jika menggunakan kartu BPJS tapi dokternya meyakinkan gw.

"Memang kalo obat swasta mahal karena dia obat paten sedangkan jika pake BPJS semua gratis tapi obatnya generik. Tapi jangan khawatir, itu obat sama saja. Banyak kok orang sakit TB berobat di puskesmas bisa sembuh. Selama minum obat rutin pasti sembuh."

Oke, pengobatan berikutnya gw sudah mendapat rujukan BPJS dan gw pindah ke RSUD Kota Tangerang. Gw bawa semua hasil medical check dari rumah sakit sebelumnya dan pengobatan gw  pun dilanjut, GE-RA-TIS! Gokil yak..

Jadi hari ini adalah pengobatan setelah dua bulan berjalan dan gw pun dirontgen untuk melihat hasil setelah dua bulan masa pengobatan. Hasilnya akan diambil nanti sekalian kontrol gw dua minggu kemudian.

Gw sempet berfikir, apa semangat kerja gw hilang karena penyakit ini? Bukan benar-benar karena gw jenuh dengan kantor? Huumm.. Entah lah. Keputusan resign sudah gw pilih sejauh ini.

Memang beneran berasa loh ini badan mudah banget lemes kalo satu harian beraktifitas. Dan setiap bangun pagi pun badan lemas. Entah ini pengaruh sakit atau emang bener gw yang sudah tidak punya motivasi kerja di kantor. Ya apapun penyebabnya, keputusan resign sudah berlangsung, mari kita lanjutkan hidup ini.

Hokeh setelah gw selesai kontrol, gw pun pulang tapi jajan dulu di burger king. Entah mengapa bayangan saos kejunya burger king terngiang dalam benak gw sedari semalam. Lumayan juga perut gw kali ini bisa melahap habis burger, ayam dan kentang. Sudah lama rasanya tidak makan sebanyak ini.

Semangat gw kembali pulih dan gw mulai mengatur kegiatan gw untuk satu minggu kedepan dimana gw mulai kembali membuka diri dan seketika jadwal satu minggu gw penuh oleh kegiatan-kegiatan yang berfaedah maupun yang unfaedah.

Dalam minggu depan gw akan rapat asosiasi dan mencoba mengasah ide kreatif gw serta kembali membuka wawasan gw untuk info-info terbaru tentang profesi arsitek. Gw akan kumpul sama teman-teman dari berbagai BUMN untuk bersilaturahmi dan mengembangkan networking. Pokoknya setiap harinya gw akan keluar rumah lah, nanti detailnya akan gw ceritakan saat harinya berlangsung ya..

Dan gw random banget nih hari ini. Jadi ya pemirsa, di bioskop sedang diputar sebuah film dengan judul PARIBAN. Tanpa babibu gw ajak 2 pariban gw untuk nonton dan mereka oke. Huumm... Bisa bayangin? Minggu depan gw akan nonton film yang sama dengan orang yang berbeda diwaktu yang berbeda.

Ini bener-bener iseng yang gw ga tau efeknya akan apa dan bagaimana, yang pasti iseng kali ini membuang uang disaat gw belum ada pemasukan. Oke, sekian untuk hari ini. Semoga dalam kegiatan gw di satu minggu itu, ada hasil atau buah yang dapat gw petik dalam waktu dekat. Amin.

Wednesday, May 15

DIARY PENGANGGURAN 8

Sudah lebih dari seminggu gw pengangguran dan belum ada satu kegiatan berfaedah yang gw lakukan. Huummm... Hari ini gw berfikir akan melakukan apa dan yup!

Kondisi gw sudah bisa dibilang pulih. Gw berangkat ke salon untuk potong rambut sebagai simbol membuka lembaran baru. Cuma potong agak pendek aja biar ga gerah dan tidak mengganti modelnya, tetap keriting.

Jujur gw sebenarnya pengen banget langsung ekstrim ubah gaya rambut tapi gw harus hemat pengeluaran karena belum ada sumber pemasukan. Oke, sabar - semua dimulai dari nol seperti kata pak dirut.

Setelah dari salon gw bergegas untuk pergi melayat karena bapak uda (pakde) gw meninggal di daerah Tanjung Priok.

Senangnya karena gw tidak harus menyetir untuk rute yang cukup jauh itu Tangerang - Tanjung Priok. Gw punya adek sepupu yang sudah besar dan sudah memiliki SIM A. Tanpa gw sia-siakan, gw berikan kunci mobil dan memberikan kepercayaan penuh padanya untuk membawa mobil.

Hari ini, gw tidak banyak melakukan sesuatu tapi gw sudah membuka lembaran baru dan membangkitkan semangat untuk berjuang menjadi freelance. Semoga semangat ini tetap abadi sehingga gw tidak kehabisan ide untuk menawarkan jasa freelance gw seluas mungkin hingga gw bisa mendapat klien secepat mungkin.

Yang gw pikirkan, gw ngga mau kondisi resign gw ini menjadi beban pikiran orang tua gw apa lagi sampai membebabi beban biaya mereka. Doakan gw cepat dapat kepercayaan ya..

Tuesday, May 14

DIARY PENGANGGURAN 5-7

Ini gw rapel aja ya cerita Diary Pengangguran 5-7 karena selama tiga hari ini badan gw kurang sehat dan seperti ini lah ceritanya..

Hari Selasa gw terbangun dengan badan bentol-bentol hasil dari tidur di kamar nyokap kemarin dan gw menganggap biasa saja. Pokoknya selama gw masih bernafas dan gw masih hidup, sakit-sakit yang mengganggu sedikit itu gw anggap biasa saja.

Niat hati gw ingin produktif dengan mencari ide kreatif atau mencari lowongan kerja tapi apa daya, gw tidak bisa fokus karena badan gw gatel-gatel. Beneran lo ini gatel bisa bikin kita tidak fokus. Huumm... Lebih ke ngga nyaman kali ya.

Awalnya gw hanya posting iseng di instastory kalo badan gw gatel yang sepertinya terserang biduran. Tapi ternyata cukup banyak yang peduli dan merespon gw dengan meyuruh melakukan banyak hal. Saran yang diberikan cukup beragam, mulai dari minum air kelapa ijo, mandi make air garem, minum bearbrand dan tentunya disuruh minum obat dengan rekomendasi berbagai jenis nama obat yang tidak gw kenal.

Gw menghindari saran untuk meminum obat karena gw sedang dalam perawatan yang dimana dalam sehari gw sudah wajib menelan 6 butir obat. Kalo gw minum obat lagi, mungkin darah gw kalo diicip rasanya sepahit obat. Dan gw juga khawatir kalo gw minum sembarang obat, obat yang gw makan ini menjadi lawan dari pengobatan gw.

Alhasil gw coba tindakan pertama dengan meminum air kelapa hijau. Huuummm... Sungguh sangat tidak memiliki efek. Gatalnya tidak berkurang sedikit pun! Malam hari akhirnya gw memutuskan minum obat CTM dengan harapan akan mengurangi gatal-gatal ini.

Lumayan, gw langsung mengantuk dan tertidur hingga pagi hari tiba namun bentolnya semakin banyak dan gatalnya semakin tidak bisa diajak kompromi. Wah, gila sih ini pengalaman sangat tidak keren. Seorang Rini Haloho terserang gatal-gatal setelah resign! Huuff... Jauh dari keren!

Gw sampe mandi air es dan menggosok semua badan gw make es batu loh untuk mengurangi rasa gatal ini. Ya memang gatal mereda karena semua badan terasa kebas, tapi hanya sebentar dan kemudian gatal datang lagi. Satu harian gw tidak berhenti menggaruk sampe badan gw lemas.

Kenapa bisa lemas? Karena gw ga punya waktu untuk makan, tangan gw sibuk banget menggaruk gatal diseluruh tubuh gw. Jujur ini parah banget!

Demi menjaga nyawa gw agar gw tetap hidup, gw minta disuapin dan malam hari gw dianter ke rumah sakit karena sudah tidak kuat menahan rasa gatalnya. Gw ke rumah sakit dianter si Irene dan mbak Imah naik taksi online. Bayangin, untuk nyetir mobil pun gw ga mampu karena telapak kaki gw sudah memar bengkak yang kalo berdiri pun terasa perih.

Sesampai di rumah sakit gw minta didorong pake kursi roda, ketemu dokter dan disuntik. Lo harus percaya kalo itu suntikan aneh banget. Begitu gw disuntik dalam hitungan detik semua rasa gatal hilang. Aaahhh gila akhirnya hari itu gw bisa berhenti menggaruk.

Kemudian karena badan gw panas sekitar 38 drajat, maka gw diinfus yang katanya untuk mengurangi demam gw itu. Sekitar satu jam gw diinfus, panas gw turun jadi 37 drajat. Hebat ya cara pengobatan sekarang??

Tapi jangan cepat berbangga diri anak muda. Sekitar dua jam setelah disuntik, gatal kembali datang dan gw protes ke dokternya. "ko gatel lagi dok?"

Huumm... Jadi suntikan itu bisa dibilang hanya untuk memastikan bahwa gatal yang gw rasakan memang karena alergi, bukan hal lain. Cara kerjanya, jika rasa gatal itu hilang setelah disuntik, berarti gatalnya memang karena alergi. Namun jika rasa gatal tidak hilang, maka gw dianjurkan untuk tes darah.

Nah karena gatalnya hilang, maka hasil periksa dokter menyatakan gw positif alergi. Jadi gw diijinkan pulang dan tetap dianjurkan menebus obat untuk menghilangkan alerginya. Atas ijin dokter gw dinyatakan boleh meminum obatnya dan bertambahlah jumlah konsumsi obat gw. Terima kasih loh dokterrr....

Kemudian gw pulang, makan, minum obat dan langsung tertidur.

Esok harinya gw sudah jauh membaik. Masih ada sedikit bekas merah-merah namun sudah tidak terlalu gatal lagi. Gw mencoba untuk mandi air garam seperti saran beberapa teman dan humm... Ngga tau sih apa ngaruhnya. Tidak ada perubahan berarti.

Apa karena gw udah pulih juga kali ya berkat obat semalam makanya mandi garem tidak begitu terlihat efeknya? Ya pokoknya dihari ketiga gw sudah jauh membaik walau badan masih lemas dan mudah mengantuk, efek obat.

Demikian cerita 3 hari gw terserang gatal-gatal. Agak sedih ya, abis resign kena penyakit gata-gatal. Sungguh tidak keren pemirsaaaa.....

Friday, May 10

DIARY PENGANGGURAN 4

Hari Senin pertama setelah gw mengajukan surat pengunduran diri!

Gw berfikir untuk leyeh-leyeh aja dulu di rumah karena begadang kemarin sungguh menyita energi. Gw berniat untuk memikirkan langkah selanjutnya di kamar nyokap aja.

Nyokap - Bokap gw sudah seminggu pergi ke Sumatera Utara dan kamarnya pun kosong tidak ditempati selama seminggu. 

Gini. Gw merasa butuh mereka disaat kondisi gw kosong, tapi kalo pun ada mereka gw tidak akan cerita semua selepas kalo gw cerita ke temen baru gw itu. Paham ga sih lo? Ibaratnya tuh, gw ngga cerita tapi kehadiran mereka disisi gw itu berarti.

Gw kangen, gw masuk lah ke kamar mereka, gw tiduran di tempat tidur mereka dan gw tertidur sekitar dua jam lamanya. Begitu gw bangun, tangan gw bentol-bentol. Tapi tidak gw gubris bentol-bentolnya. 

Gw kembali membuka laptop, gw lanjut ngetik diary pengangguran ini. Humm... 

Lebih banyak unfaedahnya sih hari ini karena niat awal gw emang mau lenyeh-lenyeh, jadi bisa dibilang seharian gw cuma mantengin sosial media dan nonton YouTube. Gw berjanji besok akan lebih berfaedah.

DIARY PENGANGGURAN 3

Aaawww... Ini diary udah ke-skip berapa lama? Kondisi membuatku tidak bisa mengetik beberapa hari belakangan. Gw hajar aja hari ini untuk beberapa episode diary penganggurannya karena sudah terlewat beberapa hari. Kita lanjut dari mana kemarin? Hhhmmm Gw ketemu temen gw dan berganti hari ya?

Oke, gw bertemu temen gw jam 01.00. Yap, jam satu pagi. Kita ga berencana ketemu selarut itu sih, tapi keadaan membuat gw khususnya baru bisa ketemu jam segitu. Yawes kita hajar cerita-cerita sampe pagi.

Gw curhat semua pengalaman perjalanan resign bahkan sampe konflik yang ada di kantor sama dia. Hampir semua dan sebagian besar gw ceritakan. Padahal gw baru kenal sama anak ini sekitar 6 bulan. Kenapa bisa sepercaya itu? Entah ya, gw suka aja cara dia memberikan masukan, bener-bener realistis!

Sebelumnya gw pernah sedikit cerita tentang kejenuhan gw dan dia memberikan masukan ke gw yang menohok. Sejak saat itu gw berfikir, anak ini boleh juga dimintain saran untuk menampar atau menyadarkan gw dari zona-zona yang terkadang gw sendiri tidak sadar bahwa itu perangkap.

Perkenalkan, namanya Anastasia. Gw ngga tau nama panggilan dia sebenarnya. Beberapa orang memanggilnya Anas, dia sendiri menyarankan untuk panggil Tasya tapi gw lebih sering panggil dia 'coy'.

Sekitar 6 bulan lalu gw dikirim kantor mewakili karyawan generasi milenial untuk menghadiri acara di Bontang. Ini acara dari kementerian BUMN dimana tiap perusahaan BUMN diwajibkan mengirim satu karyawan terbaik dari generasi milenialnya. Gw mewakili kantor gw dan si Anastasia ini mewakili kantornya.

Gw banyak bertemu anak2 muda yang sangat bersemangat menjalani pekerjaannya di perusahaan BUMN masing-masing dan mungkin hanya gw yang sebenarnya tidak begitu semangat menjadi bagian dari acara tersebut. Mungkin ya, karena gw lihat yang lain sangat antusias menceritakan kemajuan kantornya masing-masing.

Setiap kali gw ikut nongkrong, gw hanya menjadi pendengar yang baik. Tidak ada yang relate semua cerita dari kantor mereka terhadap kantor gw. Jadi gw pendem aja lah kalo cerita tentang kondisi kantor.

Dari acara di Bontang itu sebenernya gw sempat memiliki harapan untuk tetap bergabung menjadi bagian kantor. Karena tujuan dan visi/misi kementerian BUMN terhadap acara ini pun sangat baik untuk keberlanjutan BUMN kedepan. Tapi 6 bulan berjalan, sungguh tidak ada perubahan berarti menyentuh gw. Bener-bener gw ngga sanggup lagi menahan diri untuk tidak keluar dari kantor!

Terlalu singkat ga sih 6 bulan gw menunggu dan menyerah? Ya kalo ditotal dari awal mah udah 4 tahun gw menunggu. Wes, jangan bikin gw jadi galau lagi. Ingat, hingga saat gw pamit pun kantor tidak bisa memberikan gw kepastian atau pencerahan, jadi jangan galau lagi rin!

Dan apa yang gw dapat dari curhat sama si kawan baru ini?

Hhhmm... Awalnya dia tidak menyarankan gw untuk resign. Dia hanya mengira alasan gw resign hanya masalah emosional. Ya, memang bener. Emosional yang sudah 4 tahun terbendung.

Lalu dia menyarankan untuk bertahan karana beberapa hal. Dia memberikan masukan strategi2 untuk melangkah jika mau daftar ke perusahaan lain. Cukup membuka wawasan gw sih ya masukan dia karena selama ini gw ga peduli tuh dengan tata cara melamar pekerjaan. 

Tapi semakin dalam gw ceritakan semua, dia pun akhirnya berkata "lo harus resign sih kalo emang demi perkembangan lo. Tapi lo pikirin lagi aja strategi-strategi yang gw bilang."

Sampe pagi gw cerita tentang kondisi kantor gw dan bagaimana gw disana. Huff.. Gw lupa kalo dia adalah karyawan dari perusahaan BUMN lain. Hahahahaha... Hingga saat blog ini ditulis, dia adalah satu-satunya orang yang sudah gw ceritakan kondisi semuanya secara clear.

Sampe pagi kita ga cerita tentang resign doang, banyak lah yang kita bahas sampe kondisi negara juga kita bahas. Iya lah, BUMN ga jauh-jauh dari kebiakan pemerintah. Tapi entah kenapa setiap gw ngobrol sama orang, gw bisa betah dan lama banget anteng kalo udah bahas negara. Sebegitu cintanya ya gw sama negara? Jelas gw cinta, cuma belum tau aja gimana cara menunjukkannya.

Kita ngobrol di sebuah cafe 24jam daerah kuningan hingga matahari terbit. Lalu pindah mencari sarapan di sebuah taman daerah tebet. Sempet muter-muter dulu ditaman, merasakan indahnya menghirup udara pagi tanpa tidur. 

Gokil, terakhir gw ngga tidur itu kapan ya? Jaman kuliah kayaknya. Biasanya gw begadang dan sempetin tidur sejam, nah kalo beneran bablas ngga tidur itu ya jaman kuliah. Bahkan gw pernah 3hari2malam ngga tidur sama sekali itu jaman kuliah.

Setelah muterin taman, melihat orang-orang berolahraga di taman, celoteh sana-sini ga karuan, lalu kita sarapan. Kemudian gw nupang boker di mess kantornya yang kebetulan ada di sekitar Tebet juga. Niat hati hanya ingin boker tapi begitu lihat kasur, gw tertidur sambil denger dia ngoceh. Jujur gw ngga denger dia ngoceh apa, tapi gw tau dia ngoceh dan gw tertidur.

Gw tertidur sekitar dua jam, gw dibangunin karena mobil gw menghalangi mobil lain yang mau keluar dan mobil yang mau keluar adalah mobil direksinya. Hahahahaha... 

Wes, gw kembali ke niat awal yaitu boker lalu cuci muka dan kita pulang,

Sampe rumah sekitar jam 13.00, gw langsung tidur sampe sore. Sore hari gw makan, lalu pergi gereja, gw pulang lagi ke rumah lalu santai-santai sejanak, kemudian makan malam dan tidur lagi sampe pagi.

Monday, May 6

DIARY PENGANGGURAN 2

Hari ini gw bangun pagi, mandi, sarapan dan bergegas menghadiri sebuah acara seminar sebagai karyawan milenial mewakili kantor. Loh? Jadi resign ga sih gw sebenernya?

Kemarin gw ada cerita kan kalo gw bertemu kepala SDM untuk konsultasi resign? Nah dia malah nyuruh gw untuk menghadiri sebuah acara.

Pak Indro (kepala SDM): Rin, ada acara seminar nih besok. Lo ikut ya, nih gw kirim infonya ke wa.
rh: Loh pak, kan saya sudah bukan bagian dari kantor ini lagi..
Pak Indro: Lagian lo ngapain resign sih?
rh: ...
Pak Indro: Anggap aja sebagai pengabdian terakhir, mana tau lo berubah pikiran.

Yap, kurang lebih seperti itu dan hari ini jam 9 pagi gw sudah tiba di acara mengikuti sesi 1 dengan baik. Bahkan gw mengikuti dengan aktif karena gw melontarkan sebuah pertanyaan saat sesi tanya - jawab dibuka.

Sesi kedua dan ketiga gw ketiduran kemudian sesi ke-empat gw kembali menjadi pendengar aktif dan melontarkan pertanyaan. Seminar itu sebenarnya diadakan untuk membangun ide bagi peserta yang mengikuti kompetisi yang diadakan oleh perumnas.

Aneh ya? Gw tidak diikutkan kompetisi dan kantor pun tidak mengambil bagian dari kompetisi ini, tapi kenapa gw dikirim untuk mengikuti seminar ini? Gw ambil hikmahnya aja. Gw jadi sedikit lebih tau tentang cerita perumnas. Nanti gw coba masukin lamaran ke perumnas deh.. Hahahaha...

Setelah acara seminar selesai, gw pun turun menuju parkiran dan melewati sebuah lapangan basket yang dimana ada bola basketnya tersedia. Tanpa pikir panjang gw letakkan tas gw dan gw bermain basket sorang diri.

Tidak lama gw bermain, dateng seorang embak-embak ikut nimbrug main basket. Doi adalah sorang embak penjaga kantin. Gw bermain dengan malas-malasan karena males aja ada yang ikutan. lagi mau main sendiri eh malah ada yang nimbrung. Doi ga bisa main, cuma iseng aja nyari temen gitu. Huuff... Gw main cuma iseng lempar-lempar, ngga berniat untuk cari keringet karena acara selanjutnya masih sangat panjang.

Sebelum gw balik, gw putuskan untuk duduk sebentar di pinggir lapangan menetralkan nafas karena agak ngos-ngosan abis main basket. Alasan sebenarnya gw bosen sih main basket sama si embak ini. Si embak malah ikut duduk dan terjadilah sebuah perbincangan.

Namanya Sela, umur 19 tahun, asalnya dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi - Jawa Barat, cuma sekolah sampe kelas 2 SMP. Dia minta kerjaan sama gw.

Gw ngga ngerti sih kenapa dia menganggap bahwa gw bisa memberikan dia pekerjaan? Apa tampang gw adalah tampang penyalur pekerjaan? Hahahaha... Gw aja baru resign dan lagi nyari kerjaan, lah dia minta kerjaan sama gw!!! Nasib kita nyaris sama loh mbak! Kita sama-sama sedang mencari pekerjaan yang lebih baik.

Gw medengar cerita bahwa dia mendapat gaji sebesar 1 juta setiap bulannya dengan membantu ibu kantin dan dia berharap mendapat gaji yang lebih baik. Humm... Agak repot ya mengingat pendidikan dia hanya sebatas kelas 2 SMP. Sedangkan sekarang ini untuk bisa jadi pelayan atau tukang bersih-bersih aja minimal lulus SMA.

Satu hal yang gw pelajari, gw harus bersyukur masih mempunyai kesempatan memiliki gelar sarjana untuk bekal mencari pekerjaan yang lebih baik. Gw harus berjuang. Masih ada orang yang lebih sulit dari gw dalam mencari kerja. Gw harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang macam Sela? Humm... Entah lah.

Gw cuma bisa menguatkan dia dan memberi dia sedikit saran untuk rencananya kedepan. Gw ingat pesan bapak dirut "Jika kamu peduli dengan sekitar, kamu tidak akan kelaparan. Tapi jika kamu hanya peduli dengan perutmu, kamu tidak akan pernah kenyang."

Maaf gw belom bisa memberikan pekerjaan tapi setidaknya gw memberikan dia snack yang gw dapat dari seminar tadi. Mungkin dia tidak lapar saat itu, tapi gw harap snack itu bisa menghibur dia.

Gw tidak pernah membawa snack dari acara manapun karena ribet. Tapi kali ini gw sengaja bawa untuk bekal perjalanan gw selanjutnya. Posisi gw saat ini adalah pengangguran, jadi harus hemat-hemat untuk jajan. Namun Sela lebih membutuhkan snack itu. Untuk dia, ibu dan adeknya yang ada di kosan.

Gw pun berpisah dengan Sela dan menuju perjalanan berikutnya. Ke rumah salah satu alumni dari UNDIP untuk sebuah acara penghiburan karena orangtuanya baru saja dipanggil Tuhan. jujur saja sebenarnya gw males mengikuti acara macam ini tapi karena gw kenal dengan orangnya dan orangnya baik, maka gw datang.

Terlebih, gw sengaja mengisi kegiatan supaya gw tidak punya waktu untuk galau. Posisi gw masih galau hasil ketemu bapak dirut kemarin. Mana tau saat acara kumpul-kumpul gw dapat masukan, ide, nasihat atau pun link pekerjaan.

Yap, Gw ikuti acaranya dan kita bersilaturahmi.

Setelah selesai, gw lanjut untuk bertemu seorang temen gw. Kondisinya sudah malam dan berganti hari, kita lanjut ke Diary Pengangguran 3.

Friday, May 3

DIARY PENGANGGURAN 1

Kemarin gw sudah mengajukan surat pengunduran diri ke divisi, hari ini rencananya gw tetap datang ke kantor untuk ambil surat referensi dan surat rekomendasi sembari pamit ke beberapa orang yang menurut gw perlu untuk menjaga silaturahmi.

Untuk pertama kali dalam tahun ini gw sampe kantor jam 08.00 demi bertemu bapak dirut (direktur utama) dengan maksud pamit mengundurkan diri. Menurut sekretarisnya, si Boss jam 09.00 ada rapat, siangnya ada acara pengajian dan sore belum tau. Sang sekretaris menyarankan kalo mau ketemu ya pagi aja.

Pagi ini begitu gw sudah dalam perjalanan ke kantor, gw mendapat kabar dari sekretarisnya kalo si Boss ternyata pergi ke kementerian pagi hari. Hummm jadi terbengong-bengong lah gw karena sampe kantor pagi banget.

Sembari menunggu pak dirut balik kantor, gw menemui seorang rekan yang dimana kita masuk ke kantor ini bareng. Tapi bapak satu ini sudah lebih mateng dari gw, sudah berpengalaman dan cukup disiplin sehingga sudah diangkat menjadi manager. Namanya Pak Angga, Manager Operasional Divisi Gedung.

Gw merasa harus pamit aja sama bapak satu ini karena bisa dibilang kita satu angkatan saat perekrutan. Tapi untuk umur, beliau jauh diatas gw. Gw sering minta diajarin banyak hal kalo ada masalah-masalah teknis arsitektur yang gw kurang mengerti. Gw juga diajarin photoshop sama bapak satu ini. Ya pokoknya gw mengakui memang bapak ini layak jadi Manager. Perjalanan dan pengalaman karirnya cukup terpercaya, kita sempet cerita-cerita saat masih sama-sama jadi anak baru.

Setelah gw pamit ke rekan seangkatan, gw pamit ke salah seorang boss gw. Salah satu panutan wanita di kantor ya ibu satu ini. Seorang arsitek lulusan S2 beasiswa Belanda. Bu Selly, rumahnya deket sama rumah gw dan gw sering nebeng pulang sama beliau.

Di kantor gw ada beberapa divisi dan tentunya masing-masing memiliki kepala divisi. Nah ibu panutan gw ini adalah kepala divisi sebelah. Divisi Pengembangan Bisnis. Niat gw resign goyah saat pamit dengan ibu satu ini. Gw disarankan untuk jangan resign karena kelak divisi yang beliau pimpin ini akan butuh banyak bantuan dan gw salah satu kandidat yang diincar.

Yap, kelak. Kelak? Kelak ya? Kelaknya kapan? Dari tahun lalu gw sudah dijanjikan untuk bantu divisi beliau tapi karena satu dan lain hal sampe saat ini gw belum berjodoh dengan divisi beliau. Gw harus nunggu berapa lama lagi? Terlebih beliau tidak bisa menjanjikan gw kepastian karena ya gw paham banget ini divisi baru yang kondisinya belum stabil. Tapi mau sampe kapan gw kembali menunggu kepastian ini?

Gw capek menunggu karena tak terasa sudah 4 tahun gw menunggu sebuah kepastian di kantor ini. Tekat gw tetap bulat ingin resign tapi si ibu merayu "kamu jangan pamit lah sama saya. Lebih baik kamu ijin off, kamu jalan-jalan sebulan mencari semangat / motivasi / ide, lalu kamu kembali lagi kesini."

Jujur kalimat itu membuat gw goyah karena gw emang pengen banget gabung sama divisi si ibu tapi tak kunjung bersambut karena situasi dan kondisi. Ahhh ibuuu.... Huff! Tapi niat resign tidak mungkin ditarik karena gw sudah ajukan ke divisi.

Lalu si ibu bilang kalo gw mau resign harus mengajukan ke SDM bukan ke divisi. Nah kan, problem baru lagi lah ini. Gw kembali mengejar kepala SDM untuk konsultasi masalah resign. Dan kembali gw disarankan untuk lapor ke dirut bahwa gw mau resign. Huuff... Muter-muter banget ini gw mau resign.

Kembali lah gw mengantri giliran untuk ketemu dirut, akhirnya gw berhasil ngobrol dengan pak dirut dari jam 16.30 dan selesai jam 18.30. Sekitar dua jam iman percaya gw digonjang-ganjijng oleh pak dirut. Aaarrggghhh...

Goyah? Tidak, gw malah semakin yakin untuk resign. Tapi momen ini sangat emosional sehingga jiwa dan perasaan gw terasa diaduk-aduk. Gw jatuh cinta dengan cara si bapak dirut melepas gw.

"Kamu harus yakin apa tujuan kamu setelah resign. Kalo kamu belum yakin, saya tidak akan lepas."

Berulang kali beliau kasih gambaran, gw digiring untuk bisa meyakinkan beliau bahwa gw yakin dengan keputusan gw ini. Cukup banyak quotes terlontar dari beliau yang bikin hati gw bergetar.

"kamu harus yakin dengan keputusanmu, kamu harus punya strategi kedepan. Jangan asal resign lalu tidur-tiduran dirumah dan membuat orang tuamu sedih."

"kalo kamu resign, kamu ga boleh takut. Mungkin akan mulai dari 0 tapi ya itu adalah proses. Kamu harus yakin, ngga boleh takut."

"saya sebenarnya berharap kamu bertahan disini tapi saya tidak bisa menjanjikan surga."

"kamu sudah tidak cinta dengan kantor ini?"

"kamu yakin mau resign?"

Menurut gw banyak banget petuah beliau yang bikin gw malah jadi pengen nangis karena gw ngga ngerti. Apa sih maksudnya? Gw mau resign tapi beliau cerita kesana kemari bikin gw berfikir ini benar-benar sebuah brain storming. Apa otak gw kurang cerdas sampe bingung dengan perumpamaan / gambaran yang beliau kasih??

Tapi setelah cerita kesana kemari, dia gonjang-ganjing iman percaya gw dan akhirnya gw pun tau maksudnya. Beliau hanya ingin memastikan bahwa gw yakin dengan pilihan gw. Gw ceritakan bahwa gw sempet goyah dengan penawaran dari Bu Selly. Tapi akhirnya gw tetap membulatkan tekad bahwa gw tetap akan mengundurkan diri.

Diakhir kata beliau kasih banyak nasihat dan salah satu yang gw inget adalah "kamu inget ya rin, kamu jangan takut. Jika kamu peduli dengan sekitar, kamu tidak akan kelaparan. Tapi jika kamu hanya peduli dengan perutmu, kamu tidak akan pernah kenyang. kamu harus sukses, jangan bikin orang tua kamu sedih."

Setelah itu beliau minta gw mengurus administrasi pengunduran diri dan kita bersalaman. Gw jabat tangannya dengan mantap dan gw keluar dari ruang beliau. Gw kira sudah beres, ternyata masih ada berkas administrasi yang harus diurus. Hedeeehhh... Gw minta bantuan temen gw deh untuk bantu urus. Gw berpesan sama temen gw, kalo gw dipanggil atau jika berkas gw sudah beres, gw akan kembali datang ke kantor.

Setelah menitip berkas ke temen, gw pulang dengan memasang headset dan memutar lagu galau. Gw tidak bisa lagi membendung air mata gw. Gw jalan ke halte transjakarta dengan lagu galau dan berlinang air mata.

Gw nunggu dihalte sambil nangis sesenggukan. Entah kenapa gw terasa sesak begitu pamit sama pak dirut. Gw yakin dengan keputusan resign ini tapi entah kepana rasanya bener-bener berat. Lo tau? rasanya seperti seorang bapak melepas anaknya untuk mandiri.

Gw baru menyadari bahwa dirut gw yang ini bener-bener pengayom. Tapi kenapa bapak seperti mengacuhkan saya pak selama ini? Sebenarnya saya butuh bimbingan dan arahan dari bapak. Tapi...

Tanpa gw sadari gw sudah menancapkan terlalu dalam harapan pada kantor ini. Sehingga begitu gw cabut harapan itu, sakitnya luar biasa. Siapkah gw untuk berharap lagi?

Bantu gw yah..

Thursday, May 2

DIARY PENGANGGURAN

Selamat pagi! Hhmmm... Ngga pagi-pagi banget sih, saat ngetik ini jam di laptop menunjukkan pukul 10.37 WIB (Waktu Indonesia bagian Barat).

Tadi gw bangun sekitar setengah sembilan, gw mantau media sosial dan kemudian turun ke meja makan untuk minum obat, ngeteh dan nyemil cantik. Minum obat? Iya, gw sedang dalam masa perawatan yang dimana gw ga mau cerita. Next!

Sudah setahun terakhir gw bukan lagi menjadi morning person. Gw lebih sering bangun diatas jam tujuh yang kemudian gw habiskan untuk bermalas-malasan dan jam delapan gw baru benar-benar bangkit dari tempat tidur. Dulu jaman masih kuliah dan sewaktu masih semangat bekerja, tanpa alarm pun mata gw auto terbuka jam lima.

Entahlah, sudah sekitar setahun gw tidak memiliki gairah untuk berangkat ke kantor. Jam masuk kantor gw adalah 08.00 tapi sudah setahun terakhir gw masuk kantor jam 10.00 atau 11.00 bahkan beberapa kali jam 13.00 gw baru sampe kantor.

Jam pulangnya 17.00 tapi gw lebih sering pulang jam 19.00 atau 20.00 dengan alasan menunggu KRL lebih manusiawi untuk digunakan. Ya salah satu alasan gw berangkat siang juga biar KRL lebih manusiawi aja. 

Pengguna KRL pasti tau deh betapa tidak manusiawinya keramaian dalam KRL ketika jam berangkat dan jam pulang kantor tiba. Apakah kantor gw tidak mempermasalahkan kedisiplinan gw ini? Hhhmm... ini buktinya, sudah setahun gw masih disini. Apa tidak ada yang menegur? Ada. Tapi yaaa....

Gw siap-siap dulu deh mau mandi, lalu makan siang, lalu cuci mobil dan kemudian ke kantor untuk mengajukan surat pengunduran diri. Doakan yang terbaik yah..

...

Gw sampe kantor jam 16.00 dan mendapati boss gw tidak ada diruangan. Ternyata beliau sedang rapat di Bogor. Hhhmm... Yawes, tanpa mikir panjang gw beresin semua barang gw yang ada di laci, gw masukin kotak dan gw bawa semua masuk mobil. Gw putuskan untuk menunda pengajuan surat resign gw besok saja.

Orang dalam ruangan divisi bertanya kenapa gw rapih-rapih bawa barang-barang? Dikira gw mau pindah divisi karena sempat ada info gw akan ditarik ke divisi sebelah, tapi gw hanya jawab dengan senyuman. Terserah mereka mau mentafsirkan senyuman gw itu apa.

Oiya. Begitu gw buka laci gw menemukan ada sebuah surat di dalam laci gw, surat teguran karena gw tidak disiplin. Akhirnya gw dapat teguran juga secara resmi. Surat teguran ini adalah permulaan sebelum Surat Peringatan pertama (SP 1). Hah, bodo amat. Gw cabut aja dengan segera dari kantor.

Setelah gw cabut dari kantor, gw pergi ke Setiabudi One untuk rapat asosiasi. Sedikit bercerita, gw tergabung aktif dalam sebuah asosiasi profesi Ikatan Arsitek Indonesia. Sankin aktifnya, gw diajak bergabung untuk menjadi pengurus dan gw sambut dengan sukacita tentunya karena gw tau ada banyak arsitek-arsitek hebat bergabung didalamnya.

So gw rapat dan kita brain storming. Jujur, ketua bidang gw kali ini orangnya idealis parah. Aktiftek kali ya, aktifis arsitek gitu. Isi pikirannya lempeng aja gitu, tajam dan terarah. A atau B, hitam atau putih. Bukan arsitek yang sekedar memikirkan komersil dan estetik tapi beliau ini memperhatikan lingkungan, sosial dan sejarah juga. Tidak sekedar memperhatikan tapi bertindak.

Beliau banyak mengkritisi elemen-elemen kota yang jujur saja menurut gw yang masih junior hal ini sudah baik, tapi ternyata dari sudut pandangnya, yang menurut gw baik ternyata kurang baik untuk beliau. Gokil, entah kenapa gw jadi berfikir untuk batal resign.

Lo ko jadi berfikir batal resign?

Kantor gw adalah sebuah konsultan BUMN. Sekali lagi gw katakan, BUMN. Kenapa mau resign dari BUMN? BUMN loh coooyyy, ngga maen-maen! Hhhmmm.. Belum saatnya gw cerita alasan sesungguhnya, tunggu waktu yang tepat.

Kenapa jadi berfikir batal resign? Gini. Setiap kali gw kumpul dengan orang-orang dari asosiasi profesi ini, gw menemukan pemikiran-pemikiran idealis dari para praktisi yang bener-bener memukau. Dan yang mereka kritisi sebagian besar adalah hasil dari kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kota.

Kalian tau? BUMN memiliki hak istimewa dan bisa dibilang memiliki kemampuan lebih untuk bergabung dalam pengerjaan kebijakan strategis pemerintah tersebut dibandingkan mereka yang independent atau swasta.

Gw berfikir kalo gw bisa terus mendengar isi pemikiran idealis mereka, gw bisa membawa aspirasi yang hebat-hebat ini ke dalam instansi bahkan hingga menyentuh ke dalam kebijakan. See? Sejauh itu pemikiran gw.

Gw ceritakan hal ini sama temen gw saat curhat tentang rencana resign dan kegalauan gw ini dan dia bilang "Ternyata lo ngga benci-benci banget ya sama kantor lo? Lo masih memikirkan tujuan lo dan itu berdampak baik untuk kantor loh."

Tujuan gw, dimana pun gw kerja atau ditempatkan, gw pengen banget karya atau ide atau pemikiran gw itu menjadi real. Nyata! Terlihat mata, terasa benar ada dan menjadi sesuatu. Apalagi jika itu berdampak bagi sekitar, gw seneng banget. Amin. Dan peluang besar itu sebenarnya ada pada perusahan BUMN.

Jadi resign atau ngga nih? Gw kembali galau, pemirsaa... Selama perjalanan pulang gw nyetir lambaaaatttt banget dengan isi pikiran yang kosong. Gw heran deh. Kenapa orang galau pikirannya kosong ya? Harusnya kan mikir. Ini kosong aja gitu tapi murung.

Gw sampe berfikir "apa gw nikah aja ya?" dan temen gw marah "heh! menikah itu bukan solusi dari keputus-asaan!" Hhhmmm... Iya juga tapi emang ada orang putus asa lalu memutuskan menikah? Lah gw aja putus asa dengan pernikahan. Kira-kira nikah ngga nih gw? Jodohnya aja ngga dateng-dateng. Mau nyari tapi ngga tau nyari kemana.

Gw pun heran ada orang yang bilang "cita-cita gw sederhana aja ko, gw pengen jadi ibu rumah tangga." Heh, gw kasih tau ya pemirsa. Menjadi ibu rumah tangga itu tidak sederhana! Untuk mencari bapaknya aja ribet apalagi setelahnya itu kita akan menjalani keputusan tersebut selama sisa hidup kita dan itu butuh pengorbanan luar biasa dibanding lo yang sekedar duduk di kantor dari jam 9-5.

Eh ini kenapa jadi bahas rumah tangga? Maap pikiran gw memang suka hilang fokus.

Oke, gw memutuskan untuk negosiasi dengan diri gw dan tidak jadi resign sampai begitu gw membuka media sosial gw menemukan komen dari bokap gw yang intinya "semangat nang, papa yakin kamu bisa mendapatkan yang terbaik dari keputusanmu."

Yup, bokap gw tau bahwa gw mau resign dan dia ternyata mendukung gw! That's what I need, a little support from my close cirlce, my family. Jadi gw kembali yakin bahwa besok gw tetap datang ke kantor dengan tujuan mengajukan surat resign.

...

Yap, hari ini gw sudah mengajukan surat resign, begini ceritanya. Gw tiba di kantor jam 15.00 dan gw menunggu boss gw tiba karena kebetulan beliau sedang keluar, katanya. Tapi ngga sampe 15 menit si boss dateng dan gw langsung meminta waktunya untuk ngbrol. Gw pun masuk ke ruangan, di dalam ruangan itu ada kepala divisi (Pak Charles) dan seorang manager divisi (pak Ganda).

Gw minta maaf karena beberapa hari terakhir menjadi sangat tidak disiplin dengan tidak menghargai jam kantor. Lalu kedua boss gw itu menasihati gw bertubi-tubi dan gw terima semua nasihatnya karena gw tau nasihat dari mereka tujuannya baik. Sangat baik.

Begitu mereka puas menasihati gw, gw mengajukan pengunduran diri gw dengan alasan yang sejujur-jujurnya. Gw curhat dan gw minta pengertian dari kedua boss gw tersebut. Mereka paham, mereka mengijinkan gw untuk mundur dan mensupport gw agar bisa berkembang apa pun jalan pilihan gw.

Sori gw masih belom bisa menceritakan alasan gw resign karena sepertinya butuh bab tersendiri dan gw belom siap menceritakannya. Sangat emosional dan butuh menyusun dan memilah kata demi kata dengan tepat.

So dengan ini saya nyatakan bahwa DIARY PENGANGGURAN resmi dipublish!

Hhhmm... Gw ko agak ngeri ya menulis judul ini? Kira-kira sampe kapan kah diary ini akan berlanjut? Semoga tidak lama.

Begitu gw sudah mendapatkan sebuah pekerjaan walau itu hanya sejenis freelance, selama itu menghasilkan uang, maka sejak itu-lah diary pengangguran ini akan berakhir. Setuju ya? Mohon doanya pemirsa, dan mohon bantuannya bagi proyek. Hahahahaha...

Oiya. Besok gw masih harus ke kantor untuk ambil surat referensi kerja dan surat rekomendasi kerja. Sepertinya gw juga akan pamit kepada beberapa orang termasuk petinggi-petinggi dari berbagai divisi. Pamit aja biar sopan.

Yawes, selamat malam. Terima kasih karena hari ini sudah berjalan baik. bye..