Hari ini gw bangun pagi, mandi, sarapan dan bergegas menghadiri sebuah acara seminar sebagai karyawan milenial mewakili kantor. Loh? Jadi resign ga sih gw sebenernya?
Kemarin gw ada cerita kan kalo gw bertemu kepala SDM untuk konsultasi resign? Nah dia malah nyuruh gw untuk menghadiri sebuah acara.
Pak Indro (kepala SDM): Rin, ada acara seminar nih besok. Lo ikut ya, nih gw kirim infonya ke wa.
rh: Loh pak, kan saya sudah bukan bagian dari kantor ini lagi..
Pak Indro: Lagian lo ngapain resign sih?
rh: ...
Pak Indro: Anggap aja sebagai pengabdian terakhir, mana tau lo berubah pikiran.
Yap, kurang lebih seperti itu dan hari ini jam 9 pagi gw sudah tiba di acara mengikuti sesi 1 dengan baik. Bahkan gw mengikuti dengan aktif karena gw melontarkan sebuah pertanyaan saat sesi tanya - jawab dibuka.
Sesi kedua dan ketiga gw ketiduran kemudian sesi ke-empat gw kembali menjadi pendengar aktif dan melontarkan pertanyaan. Seminar itu sebenarnya diadakan untuk membangun ide bagi peserta yang mengikuti kompetisi yang diadakan oleh perumnas.
Aneh ya? Gw tidak diikutkan kompetisi dan kantor pun tidak mengambil bagian dari kompetisi ini, tapi kenapa gw dikirim untuk mengikuti seminar ini? Gw ambil hikmahnya aja. Gw jadi sedikit lebih tau tentang cerita perumnas. Nanti gw coba masukin lamaran ke perumnas deh.. Hahahaha...
Setelah acara seminar selesai, gw pun turun menuju parkiran dan melewati sebuah lapangan basket yang dimana ada bola basketnya tersedia. Tanpa pikir panjang gw letakkan tas gw dan gw bermain basket sorang diri.
Tidak lama gw bermain, dateng seorang embak-embak ikut nimbrug main basket. Doi adalah sorang embak penjaga kantin. Gw bermain dengan malas-malasan karena males aja ada yang ikutan. lagi mau main sendiri eh malah ada yang nimbrung. Doi ga bisa main, cuma iseng aja nyari temen gitu. Huuff... Gw main cuma iseng lempar-lempar, ngga berniat untuk cari keringet karena acara selanjutnya masih sangat panjang.
Sebelum gw balik, gw putuskan untuk duduk sebentar di pinggir lapangan menetralkan nafas karena agak ngos-ngosan abis main basket. Alasan sebenarnya gw bosen sih main basket sama si embak ini. Si embak malah ikut duduk dan terjadilah sebuah perbincangan.
Namanya Sela, umur 19 tahun, asalnya dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi - Jawa Barat, cuma sekolah sampe kelas 2 SMP. Dia minta kerjaan sama gw.
Gw ngga ngerti sih kenapa dia menganggap bahwa gw bisa memberikan dia pekerjaan? Apa tampang gw adalah tampang penyalur pekerjaan? Hahahaha... Gw aja baru resign dan lagi nyari kerjaan, lah dia minta kerjaan sama gw!!! Nasib kita nyaris sama loh mbak! Kita sama-sama sedang mencari pekerjaan yang lebih baik.
Gw medengar cerita bahwa dia mendapat gaji sebesar 1 juta setiap bulannya dengan membantu ibu kantin dan dia berharap mendapat gaji yang lebih baik. Humm... Agak repot ya mengingat pendidikan dia hanya sebatas kelas 2 SMP. Sedangkan sekarang ini untuk bisa jadi pelayan atau tukang bersih-bersih aja minimal lulus SMA.
Satu hal yang gw pelajari, gw harus bersyukur masih mempunyai kesempatan memiliki gelar sarjana untuk bekal mencari pekerjaan yang lebih baik. Gw harus berjuang. Masih ada orang yang lebih sulit dari gw dalam mencari kerja. Gw harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang macam Sela? Humm... Entah lah.
Gw cuma bisa menguatkan dia dan memberi dia sedikit saran untuk rencananya kedepan. Gw ingat pesan bapak dirut "Jika kamu peduli dengan sekitar, kamu tidak akan kelaparan. Tapi jika kamu hanya peduli dengan perutmu, kamu tidak akan pernah kenyang."
Maaf gw belom bisa memberikan pekerjaan tapi setidaknya gw memberikan dia snack yang gw dapat dari seminar tadi. Mungkin dia tidak lapar saat itu, tapi gw harap snack itu bisa menghibur dia.
Gw tidak pernah membawa snack dari acara manapun karena ribet. Tapi kali ini gw sengaja bawa untuk bekal perjalanan gw selanjutnya. Posisi gw saat ini adalah pengangguran, jadi harus hemat-hemat untuk jajan. Namun Sela lebih membutuhkan snack itu. Untuk dia, ibu dan adeknya yang ada di kosan.
Gw pun berpisah dengan Sela dan menuju perjalanan berikutnya. Ke rumah salah satu alumni dari UNDIP untuk sebuah acara penghiburan karena orangtuanya baru saja dipanggil Tuhan. jujur saja sebenarnya gw males mengikuti acara macam ini tapi karena gw kenal dengan orangnya dan orangnya baik, maka gw datang.
Terlebih, gw sengaja mengisi kegiatan supaya gw tidak punya waktu untuk galau. Posisi gw masih galau hasil ketemu bapak dirut kemarin. Mana tau saat acara kumpul-kumpul gw dapat masukan, ide, nasihat atau pun link pekerjaan.
Yap, Gw ikuti acaranya dan kita bersilaturahmi.
Setelah selesai, gw lanjut untuk bertemu seorang temen gw. Kondisinya sudah malam dan berganti hari, kita lanjut ke Diary Pengangguran 3.
Yap, kurang lebih seperti itu dan hari ini jam 9 pagi gw sudah tiba di acara mengikuti sesi 1 dengan baik. Bahkan gw mengikuti dengan aktif karena gw melontarkan sebuah pertanyaan saat sesi tanya - jawab dibuka.
Sesi kedua dan ketiga gw ketiduran kemudian sesi ke-empat gw kembali menjadi pendengar aktif dan melontarkan pertanyaan. Seminar itu sebenarnya diadakan untuk membangun ide bagi peserta yang mengikuti kompetisi yang diadakan oleh perumnas.
Aneh ya? Gw tidak diikutkan kompetisi dan kantor pun tidak mengambil bagian dari kompetisi ini, tapi kenapa gw dikirim untuk mengikuti seminar ini? Gw ambil hikmahnya aja. Gw jadi sedikit lebih tau tentang cerita perumnas. Nanti gw coba masukin lamaran ke perumnas deh.. Hahahaha...
Setelah acara seminar selesai, gw pun turun menuju parkiran dan melewati sebuah lapangan basket yang dimana ada bola basketnya tersedia. Tanpa pikir panjang gw letakkan tas gw dan gw bermain basket sorang diri.
Tidak lama gw bermain, dateng seorang embak-embak ikut nimbrug main basket. Doi adalah sorang embak penjaga kantin. Gw bermain dengan malas-malasan karena males aja ada yang ikutan. lagi mau main sendiri eh malah ada yang nimbrung. Doi ga bisa main, cuma iseng aja nyari temen gitu. Huuff... Gw main cuma iseng lempar-lempar, ngga berniat untuk cari keringet karena acara selanjutnya masih sangat panjang.
Sebelum gw balik, gw putuskan untuk duduk sebentar di pinggir lapangan menetralkan nafas karena agak ngos-ngosan abis main basket. Alasan sebenarnya gw bosen sih main basket sama si embak ini. Si embak malah ikut duduk dan terjadilah sebuah perbincangan.
Namanya Sela, umur 19 tahun, asalnya dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi - Jawa Barat, cuma sekolah sampe kelas 2 SMP. Dia minta kerjaan sama gw.
Gw ngga ngerti sih kenapa dia menganggap bahwa gw bisa memberikan dia pekerjaan? Apa tampang gw adalah tampang penyalur pekerjaan? Hahahaha... Gw aja baru resign dan lagi nyari kerjaan, lah dia minta kerjaan sama gw!!! Nasib kita nyaris sama loh mbak! Kita sama-sama sedang mencari pekerjaan yang lebih baik.
Gw medengar cerita bahwa dia mendapat gaji sebesar 1 juta setiap bulannya dengan membantu ibu kantin dan dia berharap mendapat gaji yang lebih baik. Humm... Agak repot ya mengingat pendidikan dia hanya sebatas kelas 2 SMP. Sedangkan sekarang ini untuk bisa jadi pelayan atau tukang bersih-bersih aja minimal lulus SMA.
Satu hal yang gw pelajari, gw harus bersyukur masih mempunyai kesempatan memiliki gelar sarjana untuk bekal mencari pekerjaan yang lebih baik. Gw harus berjuang. Masih ada orang yang lebih sulit dari gw dalam mencari kerja. Gw harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang macam Sela? Humm... Entah lah.
Gw cuma bisa menguatkan dia dan memberi dia sedikit saran untuk rencananya kedepan. Gw ingat pesan bapak dirut "Jika kamu peduli dengan sekitar, kamu tidak akan kelaparan. Tapi jika kamu hanya peduli dengan perutmu, kamu tidak akan pernah kenyang."
Maaf gw belom bisa memberikan pekerjaan tapi setidaknya gw memberikan dia snack yang gw dapat dari seminar tadi. Mungkin dia tidak lapar saat itu, tapi gw harap snack itu bisa menghibur dia.
Gw tidak pernah membawa snack dari acara manapun karena ribet. Tapi kali ini gw sengaja bawa untuk bekal perjalanan gw selanjutnya. Posisi gw saat ini adalah pengangguran, jadi harus hemat-hemat untuk jajan. Namun Sela lebih membutuhkan snack itu. Untuk dia, ibu dan adeknya yang ada di kosan.
Gw pun berpisah dengan Sela dan menuju perjalanan berikutnya. Ke rumah salah satu alumni dari UNDIP untuk sebuah acara penghiburan karena orangtuanya baru saja dipanggil Tuhan. jujur saja sebenarnya gw males mengikuti acara macam ini tapi karena gw kenal dengan orangnya dan orangnya baik, maka gw datang.
Terlebih, gw sengaja mengisi kegiatan supaya gw tidak punya waktu untuk galau. Posisi gw masih galau hasil ketemu bapak dirut kemarin. Mana tau saat acara kumpul-kumpul gw dapat masukan, ide, nasihat atau pun link pekerjaan.
Yap, Gw ikuti acaranya dan kita bersilaturahmi.
Setelah selesai, gw lanjut untuk bertemu seorang temen gw. Kondisinya sudah malam dan berganti hari, kita lanjut ke Diary Pengangguran 3.
No comments:
Post a Comment